Wapres Ingin RI Bukan Cuma Jadi Tukang Stempel Produk Halal Dunia

Wapres Maruf Amin di Universitas Brawijaya, Malang.
Sumber :
  • VIVAnews/Lucky Aditya

VIVA – Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengungkapkan, Indonesia dalam momentum baik terkait pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Indonesia baru saja mendapatkan kenaikan peringkat dari peringkat ke 10 pada tahun 2018, menjadi peringkat ke 4 dari 131 negara pada tahun 2019.

Kenaikan peringkat itu merujuk Islamic Finance Development Indicator (IFDI) dalam hal perkembangan keuangan Syariah.

Bahkan menurut Islamic Finance Country Index (IFCI), Indonesia pada tahun 2019 telah menduduki peringkat pertama, naik dari peringkat ke 6 pada tahun 2018. Ma'ruf mengatakan dalam pengembangan dan perluasan industri produk halal menjadi penting. Indonesia harus menjadi produsen dan eksportir produk halal.

"Karena kita tidak ingin hanya menjadi konsumen, apalagi hanya sebagai tukang stempel halal bagi produk-produk dunia yang masuk ke Indonesia. Kita seharusnya menjadi produsen dan bahkan harus mampu mengekspor produk halal tersebut," kata Ma'ruf di Universitas Brawijaya, Malang, Rabu, 27 November 2019.

Ma'ruf menyebut, pasar halal dunia memiliki potensi yang sangat besar. Pada tahun 2017, produk pasar halal dunia mencapai 2,1 triliun US Dollar. Diprediksi akan berkembang terus menjadi 3 triliun US Dollar pada 2023.

"Kita harus dapat memanfaatkan potensi pasar halal dunia ini dengan meningkatkan ekspor kita yang saat ini baru berkisar 3,8 persen dari total pasar halal dunia. Potensi produk untuk pasar halal dunia sangat besar tidak saja produk makanan dan minuman halal tetapi juga termasuk jasa
pariwisata, fashion muslim, media dan entertainment muslim, serta kosmetik dan obat-obatan," ujar Ma'ruf.

Berdasarkan laporan Global Islamic Economic Report tahun 2019, Brasil merupakan eksportir produk halal nomor 1 di dunia dengan nilai 5,5 miliar US Dollar. Setelah Brasil disusul Australia dengan nilai 2,4 miliar US Dollar. Sementara, pada 2018, Indonesia sendiri telah membelanjakan 214 miliar US Dollar untuk produk halal, atau mencapai 10 persen dari pangsa produk halal dunia. Hal ini merupakan konsumen terbesar dibandingkan dengan negara-negara mayoritas muslim lainnya.

"Akan tetapi saya akan lebih gembira, jika produk-produk halal yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia tersebut diproduksi dan dihasilkan sendiri oleh Indonesia dan juga kita dapat menjadi eksportir produk-produk halal untuk pasar halal dunia," tutur Ma'ruf.