Campak: Wabah yang Bermula dari Salah Suntik

Pemerintah memperingatkan bahwa anak-anak yang paling berisiko terkena campak. - Getty Images
Sumber :
  • bbc

Keluarga yang belum divaksinasi di Samoa, Pasifik diminta untuk merentangkan bendera merah di luar rumah untuk membantu petugas meredam wabah campak.

Bendera merah ini akan membantu tim medis berkeliling dari rumah ke rumah untuk memvaksin.

Pemerintah Samoa mengatakan lebih dari 4.000 orang terkena campak dari penduduk yang berjumlah 200.000 jiwa.

Enam pulang orang dikabarkan meninggal sejauh ini, dan banyak di antaranya adalah anak di bawah lima tahun.

Samoa menetapkan keadaan darurat bulan November untuk memerangi wabah dan vaksinasi merupakan kewajiban.

Semua sekolah ditutup dan anak-anak di bawah 17 tahun dilarang berkumpul.

Meskipun korban meninggal karena campak di dunia turun tajam sejak tahun 1960-an, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan berjangkitnya kembali penyakit ini di dunia sejak tahun 2017.

Tingkat vaksinasi yang rendah di Samoa adalah salah satu penyebabnya korban meninggal di tahun 2018, setelah dua anak diberikan vaksin yang campurannya tidak tepat.

Campak adalah penyakit sangat menular yang menyebabkan batuk, bintik merah di kulit dan demam.

Meskipun vaksinasi yang efektif dan aman tersedia, beberapa negara maju mengalami peningkatan kasus dalam beberapa tahun terakhir.

Peningkatan ini sebagian disebabkan sejumlah orang tua menolak vaksinasi karena alasan keagamaan, filosofis dan kekhawatiran bahwa vaksin menyebabkan autisme.

Seberapa buruk wabah campak Samoa?

Pada hari Senin (02/12), negara pulau di Pasifik ini menyatakan jumlah kasus mencapai angka 3.728.

Jumlah kasus baru yang tercatat pada hari Minggu dan Senin saja telah mencapai 198.

"Keadaan ini sangat mempengaruhi semua orang," kata Sheldon Yett, wakil UNICEF untuk Pasifik kepada BBC.

"Orang khawatir, warga melihat pengaruh penyakit ini. Samoa adalah sebuah negara sangat kecil dan setiap orang mengenal orang lain yang terkena campak."


- BBC

Sejak keadaan darurat ditetapkan bulan lalu, kampanye vaksinasi massal telah diterapkan, lebih dari 58.000 orang berhasil divaksinasi, kata pemerintah.

Terjadi juga peningkatan penggunaan obat alternatif untuk mengatasi wabah.

Sejumlah laporan mengisyaratkan penggunaan produk vitamin atau air basa sebagai obat.

Mengapa keadaan di Samoa begitu parah?

Tingkat vaksinasi - yaitu jumlah anak yang tervaksinasi - baru-baru ini turun menjadi hanya 31% di Samoa, sementara di negara tetangganya seperti Nauru, Niue, dan Cook Island adalah sebesar 99%.


Samoa telah menetapkan keadaan darurat karena campak November lalu. - Getty Images

Rendahnya tingkat vaksinasi sebagian bermula dari meninggalnya dua bayi pada Juli 2018 setelah divaksin campak, gondok dan rubella. Peristiwa ini membuat penduduk setempat takut.

Tetapi meninggalnya anak tersebut kemudian diketahui disebabkan oleh para perawat yang mencampur vaksin dengan pengendur otot yang telah kedaluarsa, bukannya air.

Dua perawat mengakui bersalah dan dihukum penjara lima tahun.


Sebagian besar dari kita telah divaksinasi. - BBC

"Kita harus menegaskan bahwa vaksin sama sekali aman," kata Yett.

"Korban meninggal dikarenakan kesalahan manusia. Tetapi kenyataan bahwa dua anak meninggal pada hari yang sama di lembaga yang sama, jelas meningkatkan ketidakpercayaan terhadap sistem kesehatan dan vaksinasi.

"Ini membuka jalan bagi orang-orang yang ingin menyebarkan informasi tidak benar dan kebohongan."

`Kebohongan dan informasi tidak benar`

Bantuan dari AS, Selandia Baru dan Australia membantu pejabat kesehatan setempat di Samoa dalam mendorong vaksinasi massal.

Tetapi pesan utama terkait krisis saat ini adalah para orang tua seharusnya memvaksinasi anak, kata Yett.

"Orang menyebarkan kebohongan dan informasi tidak benar terkait kabar bahwa vaksinasi membunuh anak-anak," katanya.

"Cara terbaik untuk melindungi anak adalah dengan memastikan mereka diimunisasi. Menolak vaksinasi dan memberikan informasi yang salah membunuh anak. Itu sudah jelas - buktinya berbicara."

Setiap negara seharusnya memiliki tingkat imunisasi di atas 90%, katanya.

Negara Pasifik lain, Tonga dan Fiji juga telah menyatakan keadaan darurat untuk mengatasi wabah campak.

Meskipun demikian, kedua negara itu memiliki tingkat vaksinasi yang jauh lebih tinggi dan sampai sejauh ini tidak mencatat adanya korban meninggal.


Negara yang mengalami lonjakan kasus campak tahun lalu. - BBC

Lonjakan dunia

Di dunia, jumlah kasus meningkat empat kali lipat dalam tiga bulan pertama tahun 2019 dibandingkan tahun sebelumnya, kata WHO.

Sebelum dimulainya vaksinasi di tahun 1963, "wabah besar terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, dan campak membuat sekitar 2,6 juta orang meninggal setiap tahun, kata WHO.

Jumlah kasus campak turun di dunia sampai tiga tahun lalu.

Permulaan tahun ini, WHO menyatakan empat negara Eropa, termasuk Inggris, tidak lagi dianggap bebas-campak.

Setiap tahun diperkirakan 110.000 orang meninggal karena campak.