Impor Buah-buahan Naik di November 2019, Terbanyak dari China

Ilustrasi buah-buahan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja impor pada November 2019 mengalami lonjakan yang pesat jika dibanding bulan sebelumnya. Lonjakan tersebut didorong oleh pesatnya pertumbuhan impor barang-barang konsumsi.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, total impor pada bulan itu sebesar US$15,34 miliar, naik 3,94 persen jika dibandingkan Oktober 2019 yang sebesar US$14,76 miliar. Kenaikan terjadi baik untuk impor minyak dan gas bumi sebesar 21,6 persen maupun non-migas 1,55 persen.

Sementara itu, untuk nilai impor semua golongan penggunaan barang, baik barang konsumsi, bahan baku atau penolong dan barang modal mengalami kenaikan secara keseluruhan jika dibandingkan catatan pada bulan sebelumnya. Terbesar, kenaikan impor barang konsumsi.

"Perilaku di sini agak berbeda karena November 2018 lalu impornya cenderung turun tapi pada bulan ini agak naik. Kita pahami akan banyak kebutuhan konsumsi pada Desember karena ada liburan sekolah jelang natal dan tahun baru," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin, 16 November 2019.

Suhariyanto mengungkapkan, impor barang konsumsi pada bulan itu dibanding bulan sebelumnya tercatat naik sebesar 16,13 persen dengan nilai sebesar US$1,67 miliar. Sedangkan, bahan baku atau penolong naik 2,63 persen dengan nilai US$11,17 miliar begitu juga barang modal yang naik 2,58 persen dengan nilai US$2,5 miliar.

"Barang konsumsi naik 16,13 persen dibanding bulan sebelumnya. Beberapa barangnya adalah buah-buahan, ada apel Tiongkok, Jeruk Mandarin dari Tiongkok white refine sugar dari Thailand itu sebabkan barang konsusmi naik," tegasnya.

Untuk buah-buahan sendiri, impor terbesar Indonesia pada November 2019 memang berasal dari Tiongkok dengan nilai mencapai US$134 juta. Naik cukup pesat dibanding catatan Oktober 2019 sebesar US$90,3 juta.