Bagaimana Ekonom Bantu Ribuan Orang Dapatkan Ginjal Baru

Jika Anda memerlukan transplantasi ginjal dalam beberapa tahun terakhir, kemungkinan untuk mendapatkannya semakin tinggi berkat jasa ekonom bernama Alvin Roth.

Roth menemukan perubahan mendasar cara donasi ginjal di dunia dengan menggunakan teori ekonomi agar ginjal lebih mudah didapat.

Tanpa campur tangannya, ribuan orang yang sekarang dapat berjalan-jalan dengan ginjal baru, kemungkinan masih menderita, harus menjalani cuci darah atau meninggal dunia.

Menyumbangkan ginjal berbeda dengan organ lain karena manusia memiliki dua buah, padahal kita hanya memerlukan satu buah untuk tetap hidup, sehingga donasi saat masih hidup dapat dilakukan.

Anda kemungkinan ingin memberikan orang yang Anda cintai satu buah ginjal, tetapi sering kali ginjal tersebut tidak cocok.

Sebelum campur tangan Roth, Anda harus menunggu donasi dari seseorang yang meninggal atau terus hidup dengan hanya satu ginjal.

Ide "pertukaran ginjal" nya adalah ketika pasangan pendonor dengan ginjal yang tidak cocok dipertemukan dengan pasangan yang tidak cocok lainnya agar setiap orang yang mendonasi dapat menemukan penerima yang cocok.

Terdapat sejumlah contoh rantai donasi, sampai 70 ginjal dipertukarkan dalam rantai dengan 70 penerima.

Penjualan ginjal merupakan suatu pelanggaran hukum kecuali di Iran, karena kebanyakan pemerintah tidak berkeinginan melegalkannya agar manusia tidak memperdagangkannya.

"Ginjal adalah layaknya sebuah pasar di mana di hampir semua tempat dunia kita tidak memungkinkan harga memainkan peran," kata Roth.

Karena idenya tersebut Roth mendapatkan Hadiah Nobel bidang ekonomi.

Perubahan pertukaran Jerman?

Kami bertemu di Berlin sementara para pemenang Nobel dan tokoh-tokoh lain berkumpul membicarakan masa depan perawatan kesehatan.

Alvin Roth berada di sana salah satunya karena Jerman adalah satu-satunya negara industri besar di mana pertukaran ginjal tidak legal.

"Saya pikir aturan birokrasi terkait ginjal harus ditinjau dari waktu ke waktu karena adanya perkembangan baru, dan harus dibuat modern serta sesuai dengan kemampuan yang ada saat ini," katanya.

Ketika dihubungi terkait dengan masalah ini Kementerian Kesehatan Jerman mengatakan kepada saya bahwa mereka berencana melakukan debat umum tetapi masih belum ditentukan jadwalnya.

Roth mengatakan dirinya memahami pemikiran di balik pelarangan Jerman. "Mereka mengkhawatirkan perdagangan organ.

"Mereka khawatir jika saya muncul dan bermaksud memberikan ginjal, ini berarti Anda harus membayar saya dan ada kemungkinan saya miskin dan sedang terjepit. Tetapi di sisi lain, jika saudara laki-laki Anda muncul dan ingin memberikan ginjal, mereka tidak mengkhawatirkannya."

Menjual ginjal untuk mendapatkan uang adalah ilegal di hampir semua negara dunia. - Getty Images

Menjual ginjal ?

Tetapi Roth juga melihat cara di masa depan di mana orang dapat dibayar.

Dia membandingkan perdebatannya dengan yang terjadi di AS setelah Perang Vietnam ketika negara itu beralih dari draft atau wajib militer, ke sukarela.

Alvin Roth membayangkan masa depan di mana orang yang berkeinginan mendonasi dengan imbalan uang dapat diperlakukan sebagai "pahlawan" oleh negara, yang kemudian mengumpulkan dan menyebarkan ginjal dalam cara distribusi yang dilakukan saat ini.

Jadi ginjal tidak diberikan berdasarkan kekayaan tetapi berdasarkan tingkat kebutuhan pendonor organ saat ini.

Tetapi penawaran imbalan uang untuk mendapatkan organ dipandang sebagai suatu masalah etika bagi banyak orang - baik di dalam maupun di luar kelompok kedokteran.

Cuci darah sangatlah mahal di AS. - Getty Images

Program percontohan di mana biaya kedokteran dibayarkan lewat donasi ginjal atau pertukaran antar pasien negara kaya dan pendonor dari negara miskin atau menengah gagal mendapatkan dukungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Peter Singer yang baru saja menulis untuk The Lancet mendukung skema ini dan mengatakan kepada BBC bahwa satu pertukaran telah terjadi lewat skema ini.

Profesor Roth adalah pendukung program dan dia mengatakan, "Adalah menyedihkan ketika orang harus meninggal hanya karena birokrasi."

Tulisan ini adalah kerja sama Nobel Media AB d an the BBC