RI Kucurkan Bantuan Rp7,5 Miliar untuk Rohingya

Bantuan RI untuk Rohingya melalui Sekretariat ASEAN Rp7,5 miliar
Sumber :
  • VIVAnews/Dinia Adrianjara

VIVA – Pemerintah Indonesia memberikan dana bantuan hibah sebesar Rp7,5 miliar melalui Sekretariat ASEAN untuk membantu proses repatriasi pengungsi Rohingya dari kamp penampungan Cox's Bazar di Bangladesh ke Myanmar. 

"Presiden Joko Widodo pada KTT ke-35 ASEAN November lalu menegaskan kembali kesiapan Indonesia untuk mendukung Myanmar dalam penyelesaian masalah di Rakhine. Presiden juga menegaskan bahwa kemajuan dalam persiapan menerima mereka (pengungsi Rohingya) kembali ke negara bagian Rakhine harus terjadi," kata Retno di Jakarta, Jumat 20 Desember 2019.

Dana tersebut diberikan Indonesia kepada Sekretariat ASEAN untuk membantu koordinasi pengulangan pengungsi Myanmar lewat implementasi rekomendasi Preliminary Need Assessment (PNA) yang dirancang oleh AHA Centre.

"Indonesia meyakini bahwa tim pendukung adhoc di Sekretariat ASEAN memperkuat peran ASEAN dalam memfasilitasi pemulangan pengungsi secara sukarela, aman dan bermartabat," ujar Retno.

Sebelumnya pada Maret 2019, tim dari AHA Center telah berkunjung ke negara bagian Rakhine untuk melakukan penilaian awal dan kesiapan dari pemerintah Myanmar untuk menerima kembali proses repatriasi pengungsi Rohingya dari Cox's Bazar.

Dari penilaian awal tersebut dihasilkan tiga elemen utama yakni peningkatan kapasitas di pusat penerimaan dan transit area, memperkuat diseminasi informasi, serta memberikan dukungan terhadap pemberian pelayanan mendasar.

"Diseminasi informasi ini penting sekali karena untuk membangun kepercayaan kepada para pengungsi terutama yang ada di Cox's Bazar, mengenai persiapan repatriasi yang tentunya sekali lagi sukarela, aman dan bermartabat," ujar Retno.

Sementara untuk pelayanan dasar, Indonesia mengatakan bahwa hal itu tidak bisa dilakukan sendiri karena menyangkut pendidikan, kesehatan, air bersih dalam waktu jangka panjang, sehingga bisa dimitrakan dengan negara lain di luar ASEAN. 

Wakil Tetap Myanmar untuk ASEAN U Min Lwin mengatakan, hibah dari Indonesia adalah yang pertama diberikan oleh negara anggota ASEAN lewat Sekretariat ASEAN untuk mengimplementasikan laporan dari PNA. 

"Ada beberapa mitra yang sudah menyampaikan akan berkontribusi seperti Korea Selatan. Tapi Indonesia merupakan yang pertama dan Indonesia adalah juga negara ASEAN yang pertama berkontribusi," kata Retno.