Gunung Taal Meletus: Kesaksian Mahasiswa Indonesia Saat Mengungsi

Asap dan abu vulkanik tampak pekat di jalan bebas hambatan Aquinaldo, hanya sekitar lima menit dari kampus AIIS, kata Yohane Chitra Natalia Nababan. - Yohane Chitra Natalia Nababan
Sumber :
  • bbc

Sebagian dari sekitar 170 WNI, sebagian besar mahasiswa, yang tinggal sekitar Gunung Taal, Filipina, telah dievakuasi ke KBRI di Manila setelah gunung meletas pada Minggu sore (12/01).

Di antara yang dievakuasi oleh tim KBRI Manila tersebut adalah Yohane Chitra Natalia Nababan, seorang mahasiswa di Adventist International Institute of Advanced Studies.

"Kita mengalami bau sulfur dan debu sampai ke dalam rumah. Walaupun kita sudah tutup semua pintu dan jendela, tetap saja terasa sekali bau dan debunya," kata Natalia dalam wawancara dengan wartawan BBC News Indonesia, Rohmatin Bonasir melalui telepon pada Senin malam (13/01).

"Saya tetap menggunakan masker walaupun di dalam karena alergi debu."

Kondisi tampak semakin buruk keesokan harinya.

"Tadi pagi kita lihat di luar debu sudah tebal sekali, Jadi warga semua sudah abu-abu di kampus," tambah Natalia.

Kondisi tersebut membuatnya memutuskan untuk mengungsikan diri bersama dua anaknya dan tiga ibu-ibu lainnya.

Mereka dijemput oleh tim KBRI Manila dengan kendaraan khusus dan ditampung di fasilitas KBRI.

BBC News Indonesia masih menunggu respons dari KBRI untuk memberikan rincian tentang evakuasi para mahasiswa dan rencana ke depan jika status Gunung Taal belum diturunkan. Sejauh ini otoritas setempat menetapkan tingkat Gunung Taal pada level 4, dengan skala 1-5.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan siap mengevakuasi WNI yang berada di wilayah Cavite, setelah Gunung Taal meletus pada Minggu sore (12/01).

Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, mengatakan terdapat 170 WNI yang bertempat tinggal di Cavite, sebagian besar adalah mahasiswa.

Ditambahkan, KBRI Manila menyampaikan imbauan agar masyarakat Indonesia di wilayah terdampak meningkatkan kewaspadaan serta mengikuti arahan pihak berwenang setempat.

Sementara gunung meletus, sebagian lainnya tetap

Gunung Taal meletus, pernikahan tetap berlangsung

Saat gunung meletus, Chino Vaflor dan Kat Bautista Palomar telah merencanakan pernikahan mereka secara matang dan memilih tempat pernikahan yang letaknya tidak jauh dengan Gunung Taal.

Salah satu gunung berapi paling aktif di Filipina tersebut tiba-tiba meletus saat upacara pernikahan hendak dilangsungkan. Awan dan abu membumbung ke langit pada Minggu (12/01).

Juru foto acara pernikahan Randolf Evan mengatakan kepada BBC bahwa ia dan orang-orang yang hadir "tidak mengetahui sebelumnya" bahwa sesuatu akan terjadi.

"Kami memperhatikan awan putih membumbung dari Taal selama persiapan pada sekitar pukul 14:00 dan mulai saat itu kami tahu bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi dengan gunung itu," jelas Evan.

Pada Minggu, pihak berwenang meningkatkan status gunung dengan peringatan "ledakan eksplosif" dapat terjadi dalam hitungan "jam atau hari".

Dengan peringatan itu pula mala warga yang berada di radius 14 km dari gunung harus mengungsikan diri. Sekitar 450.000 orang diperkirakan berada di zona berbahaya.

Tempat pernikahan Chino Vaflor dan Kat Bautista Palomar terletak hanya sekitar 10km dari Gunung Taal, tetapi menurut Evan, semua orang merasa bahwa mereka "pastinya aman karena lokasinya tinggi dan tidak secara langsung berada di dekat gubung".

Akad nikah berlangsung lancar, demikian pula pesta pernikahannya yang digelar sesudah akad.

"Kami dapat merasakan abu mengguyur pakaian kami," tambah Evan.

Namun guyuran abu vulkanik bertambah tebal seiring dengan datangnya malam, tetapi tak seorang pun meninggalkan pesta sebelum bubar pada waktunya.