Rektor Paramadina Ungkap Besarnya Potensi Pertanian ke Ekonomi RI

Pemandangan lahan pertanian di lereng bukit di kawasan dataran tinggi Dieng, Kejajar, Wonosobo, Jateng
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Anis Efizudin

VIVA – Badan Pusat Statistik mengumumkan bahwa Nilai Tukar Petani atau NTP Januari lalu, secara nasional meningkat sebesar 0,78 persen atau menjadi 104,16.

Begitu juga, dengan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) yang ikut mengalami kenaikan 1,10 persen atau menjadi 104,72 dibandingkan bulan sebelumnya.

Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah mengatakan, bidang pertanian memiliki andil besar menjadi penopang perekonomian masyarakat di Indonesia.

"Naiknya NTP maupun NTUP, sudah saatnya membentuk pertanian Indonesia yang merupakan kekuatan utama ekonomi kita," ucap Firmanzah dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 5 Februari 2020. 

Ia menjelaskan, dengan kenaikan NTP dan NTUP, maka tentunya bidang pertanian ini akan menyasar juga pembangunan kualitas sumber daya manusianya (SDM).

Soal meningkatnya NTP dan NTUP pada Januari lalu, BPS menjelaskan, sebab indeks harga yang diterima petani adalah 1,53 persen. Angka itu lebih tinggi ,dibandingkan harga yang harus dibayar petani, yakni hanya 0,75 persen.

BPS mendata, sub sektor tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan rakyat naik masing-masing sebesar 0,13 persen, 2,05 persen, serta 2,45 persen.

Sebagai informasi, NTP adalah instrumen tolak ukur memantau tingkat kemampuan daya beli petani. Sedangkan NTUP, yakni rasio perbandingan harga diterima petani dari usahanya dengan yang dibayarkan untuk pengeluaran.