E-commerce Jadi Jembatan UMKM Lawan Turbulensi Ekonomi Akibat Corona

Ilustrasi e-commerce.
Sumber :
  • Entrepreneur

VIVA – Saat ini sebanyak 60 persen dari Produk Domestik Bruto Indonesia didominasi oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM. Hal itu menjadikan bukti bahwa UMKM telah berkontribusi cukup besar terhadap ekonomi RI.

Tak sampai di situ, besarnya kontribusi UMKM terhadap ekonomi telah membuat Indonesia selamat dari turbulensi ekonomi, termasuk saat virus corona memukul sektor perdagangan sehingga membuat perlambatan ekonomi global. 

Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi mengatakan dengan besarnya kontribusi UMKM ke ekonomi nasional, maka dengan kondisi ekonomi saat ini penguatan peran UMKM mutlak harus dilakukan.

Sebab, perlu sinergi semua pihak jangan sampai UMKM yang digadang gadang jadi 'pahlawan' ekonomi nasional sebatas jargon. Para pelaku e-commerce juga perlu memberi dukungan dengan melihat permasalahannya lebih dalam dan memahami karakteristiknya.

"Salah satunya, memberi dukungan teknologi agar usaha warung UMKM di daerah dapat lebih berkontribusi terhadap ekonomi," kata Heru dalam keterangannya, yang dikutip Senin 9 Maret 2020.

Heru menambahkan, e-commerce memiliki peran signifikan meningkatkan inklusi keuangan. Juga, mengintegrasikan teknologi yang dimiliki terhadap para pelaku UMKM. Dukungan tersebut menjadi penting, agar para UMKM dapat lebih terangkat dari sisi peran dan konstribusi.  

"Kehadiran fintech yang fokus ke e-commerce sudah tepat, apalagi fokus ke daerah, dengan begitu e-commerce tersebut dapat lebih mengembangkan berbagai potensi lokal," ujar Heru. 

Tak hanya itu, lanjut Heru, sejumlah daerah juga sudah mulai memanfaatkan e-commerce. Baik untuk transaksi dengan layanan pemerintahan, retribusi pasar, dan untuk pengembangan UMKM.  

Sementara itu, Ekonom Piter Abdullah mengatakan, platform teknologi menciptakan sejumlah terobosan positif, baik bagi perusahaan maupun perekonomian nasional. Apalagi disaat perekonomian global dilanda kecemasan akibat dampak virus Corona. 

Karena itu, lanjut Piter, pengembangan perekonomian nasional melalui penguatan kapasitas regional atau lokal menjadi cara untuk terus berkinerja positif.

Piter mengatakan, Virus corona dipastikan akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Ekspor sulit untuk didorong di tengah melambatnya perekonomian global akibat virus corona. 

Solusi menghadapi corona adalah fokus pada penguatan permintaan domestik dengan kebijakan moneter dan fiskal yang lebih longgar. BI sudah terlihat dengan cepat melonggarkan likuiditas dengan menurunkan suku bunga dan GwM. 

"Kondisi perekonomian domestik yang bergerak memungkinkan semua sektor termasuk e-commerce untuk terus tumbuh berkembang," ujar Piter.