Pandemi Corona, PII Siapkan Rekomendasi Hadapi Kondisi Normal Baru

Chairman AFEO sekaligus Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, Heru Dewanto
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Di tengah situasi pandemi corona saat ini, banyak sektor harus beradaptasi. Tidak terkecuali terjadi di berbagai bidang keinsinyuran. Hal ini pun memunculkan kondisi normal baru yang harus dihadapi ke depan.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Heru Dewanto mengatakan, pihaknya dituntut untuk memberi kontribusi nyata membantu masyarakat menghadapi kondisi normal baru.

“Sekarang banyak hal berubah. Insinyur sebagai kalangan cerdik cendekia wajib memberi kontribusi konkret dalam kehidupan masyarakat kini di masa pandemi dan nanti. Di sinilah insinyur harus berperan dan berinovasi agar dalam situasi apapun kita semua siap beradaptasi,” ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Senin 11 Mei 2020.

Baca juga: LPS: Masyarakat Masih Percaya Simpan Dana di Bank Meski Corona

Heru mengatakan, pihaknya telah melakukan FGD secara daring bersama para insinyur dari 23 bidang dengan 400 peserta. Dijelaskan dalam kesempatan itu, berbagai skema kondisi normal baru ke depan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Secara khusus, dia mengatakan, penting melakukan identifikasi normal baru di setiap bidang, sekaligus mempersiapkan masyarakat untuk menghadapinya. Insinyur Indonesia, lanjut dia, harus mampu mengubah semua tantangan sekarang ini menjadi potensi dan peluang-peluang baru di masa depan.

“Apa yang terjadi sekarang, apa yang terjadi pasca-pandemi, apa tantangannya bagi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, juga bagaimana cara beradaptasi di setiap bidang keinsinyuran itu, sekaligus tentu saja apa peluang di masa depan dari berbagai tantangan yang kita hadapi sekarang ini,” tambah Heru.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga menjabat Ketua Dewan Penasehat PII, Airlangga Hartarto pun menyoroti kehidupan normal baru di masyarakat termasuk kehidupan berekonomi yang menyesuaikan dengan penyakit. Lalu, bagaimana kemampuan beradaptasi dengan penyakit dan cara penanganannya.

Untuk menekan dampak negatif akibat situasi yang tidak pasti saat ini, Airlangga mengatakan pemerintah masih terus mengkaji sejumlah langkah relaksasi. 

“Sekuat tenaga kita berupaya agar bencana kesehatan ini tidak menjadi bencana ekonomi, apalagi kemudian menjadi bencana keuangan dan politik”, kata Airlangga.

Sedangkan, Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR yang juga menjabat Wakil Ketua Umum PII, Danis Hidayat Sumadilaga, menuturkan perlunya konsep smart city di masa depan. Dia menilai konsep ini jangan diartikan hanya terkait teknologi informasi semata, tetapi juga harus mencakup smart economy, smart government, smart mobility, dan smart living dalam perancangannya.

“Belajar dari kondisi pandemi ini, ke depan perencanaan pengembangan kota harus bisa memastikan kesediaan sarana dan prasarana medis yang sesuai dengan standar kesehatan. Bahkan ruang terbuka hijau dan ruang komunitas kelak harus didesain untuk dapat difungsikan pada kondisi darurat seperti penyimpanan obat, sosialisasi bencana, dan lain sebagainya,” papar Danis.