Erick Thohir Tunjuk Suko Hartono Jadi Dirut PGN yang Baru
VIVA – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST) PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menetapkan susunan pengurus yang baru mengacu pada Keputusan Menteri BUMN, Erick Thohir. Posisi Direktur Utama kini diisi oleh Suko Hartono menggantikan Gigih Prakoso.
Dalam keterangan resmi PGN, rapat yang digelar hari ini juga mengesahkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Laporan Keuangan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) tahun buku 2019. Serta, memutuskan untuk membagikan dividen tahun buku 2019 sebesar Rp1.007.477.080.625,76 atau Rp41,56 per lembar saham kepada Pemerintah dan Pemegang Saham.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST) pada hari ini, Pertamina selaku pemegang surat kuasa dari Kementerian BUMN atas PT PGN Tbk mengusulkan pemberhentian dengan hormat nama-nama Pengurus Perseroan sebagai berikut:
Komisaris : Mas’ud Khamid
Direktur Utama : Gigih Prakoso
Direktur Komersial : Dilo Seno Widagdo
Direktur SDM & Umum : Desima Equalita Siahaan
Mengusulkan untuk mengangkat nama-nama Pengurus Perseroan sebagai berikut:
Komisaris Independen : Paiman Rahardjo
Komisaris : Warih Sadono
Direktur Utama : Suko Hartono
Direktur Komersial : Fariz Azis
Direktur SDM & Umum : Beni Syarif Hidayat
Dengan demikian susunan keanggotaan direksi dan dewan komisaris PT Perusahaan Gas Negara Tbk menjadi sebagai berikut:
Susunan Komisaris
Komisaris Utama : Arcandra Tahar
Komisaris : Luky Alfirman
Komisaris : Warih Sadono
Komisaris Independen : Paiman Rahardjo
Komisaris Independen : Christian H. Siboro
Komisaris Independen : Kiswodarmawan
Susunan Direksi
Direktur Utama : Suko Hartono
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis : Syahrial Mukhtar
Direktur Infrastruktur dan Teknologi : Redy Ferryanto
Direktur Komersial : Fariz Azis
Direktur Keuangan : Arie Nobielta Kaban
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum : Beni Syarif Hidayat
Pengembangan Infrastruktur
Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama menegaskan, PGN telah merencanakan pengembangan infrastruktur gas yang pada 2020, ditarget mencapai 186 kilometer untuk distribusi yang terbagi atas 63 km di Pulau Jawa dan 123 km di Sumatera.
“Untuk penguatan pelayanan tersebut, kami juga terus melakukan pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur. Lebih dari 90 persen jaringan pipa gas PGN dijamin mempunyai kualitas baik hingga masa 30 tahun,” tegas Rachmat.
PGN, lanjut dia, berhasil mempertahankan kinerja positif pada tahun 2019, dengan didukung oleh peningkatan kinerja operasional. Karena itu, PGN selaku Subholding Gas terus berkomitmen memperluas utilisasi gas bumi domestik.
Saat ini, PGN mempunyai lini bisnis pipanisasi Gas, CNG, dan LNG. Produk ini menyasar segmen pelanggan industri dan komersial, Gas Kita atau Jargas untuk pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil, Gas Link untuk pengguna CNG atau LNG, serta GasKu yang melayani sektor transportasi yang disalurkan ke pelanggan melalui SPBG.
Dari kinerja konsolidasi secara operasional, pada sisi hulu PGN menorehkan catatan lifting minyak dan gas bumi sebesar 28.293 BOEPD, sedangkan pengelolaan bisnis hilir meliputi niaga gas sebesar 990 BBTUD, transmisi gas sebanyak 2.046 MMSCFD, dan bisnis hilir lainnya sebesar 228 BBTUD.
Realisasi volume transmisi dipengaruhi oleh penurunan volume Pertagas dan penghentian penyaluran gas oleh PCML melalui pipa Kalimantan Jawa Gas (KJG) pada September 2019. Sementara itu, realisasi lifting lebih rendah dari tahun 2018 karena dipengaruhi oleh berakhirnya dua blok upstream yaitu SES dan Sanga-Sanga.
Pada tahun lalu, total aset yang dikelola PGN mencapai US$7,374 miliar. Dari sisi pendapatan mencapai US$3,849 miliar, dengan EBITDA sebesar US$1,04 Miliar. Secara konsolidasian, PGN menghasilkan laba operasi sebesar US$546 Juta, dengan laba bersih sebesar US$68 Juta.
Realisasi Pendapatan atau EBITDA tahun 2019 dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan dari sisi upstream, karena berakhirnya dua blok pada akhir 2018 yaitu Blok Sanga-Sanga dan SES, serta harga ICP dan finance lease akbiat berhentinya pengaliran gas melalui pipa Kalimantan Jawa Gas (KJG).
Secara lebih detail, kinerja keuangan ditopang geliat operasional. PGN selama tahun lalu, berhasil meningkatkan volume distribusi gas, dari posisi 960 BBTUD, naik 3 persen menjadi 990 BBTUD pada 2019. Sedangkan untuk transmisi gas, PGN menyalurkan volume sebesar 2.046 MMSCFD.
Peningkatan operasi bisnis tersebut, tak lepas dari ekspansi pelayanan yang digarap PGN. Hingga tahun lalu, tercatat jumlah pelanggan distribusi gas mencapai 397.474, naik dari posisi 325.917 pada 2018, terlebih lagi adanya lompatan kenaikan jumlah pelanggan sejak 2014 yang hanya sebesar 96.049. Dengan demikian, PGN berhasil mengelola market share niaga gas bumi di Indonesia sebesar 92 persen.
Pada 2019 PGN berhasil menambah panjang infrastruktur pipa dengan total menjadi ±10.169 km, dengan pemambahan pipa sepanjang ±253 km. Adapun rinciannya, penambahan pipa distribusi ±75 km dan penambahan pipa transmisi sepanjang ±177 km.
Ke depan, PGN memperluas utilisasi gas bumi melalui pembangunan infrastruktur pemanfaatan gas bumi seperti proyek LNG Teluk Lamong Jawa Timur, Jargas Rumah Tangga, penyediaan infrastruktur minyak bumi dan pipa transmisi Rokan, gasifikasi KIlang Minyak Pertamina, serta gasifikasi PLTD di 52 lokasi pembangkit listrik PLN. Hal ini dilaksanakan agar dapat meningkatkan pengembangan gas bumi di wilayah baru dalam rangka pemerataan akses, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.