Kisah Lansia Pasien Covid-19 di Skotlandia Bersiap Masuk Peti Mati

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc
George Clark diantarkan oleh staf rumah sakit dengan diiringi tepuk tangan ketika akhirnya diizinkan pulang.

Pasien Covid-19 George Clark baru saja berkumpul kembali dengan keluarga dalam reuni yang diwarnai dengan isak tangis keharuan setelah ia diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah menjalani perawatan selama 56 hari di ruang ICU atau ruang rawat intensif.

George Clarck, 61, adalah pasien Covid-19 pertama yang dirawat di ruang ICU di rumah sakit umum University Hospital Ayr, Skotlandia.

Dalam wawancara dengan BBC Scotland, istrinya, Fiona Clark mengatakan selama tiga bulan terakhir ada kalanya ia berpikir kesembuhan dan kepulangan suaminya tidak akan pernah terjadi.

George, seorang insinyur desain, dibawa ke rumah sakit pada tanggal 21 Maret setelah mengalami sakit selama sekitar empat hari.

Menurut istrinya, pada hari-hari pertama dokter yang merawatnya merasa cukup optimistis jika George Clark akan sembuh meskipun tingkat oksigen di tubuhnya rendah.

"Saya pikir kita tidak tahu betapa serius kondisinya ketika itu," kata Fiona.

Namun, George dipindahkan ke ruang ICU tiga hari kemudian. Secara keseluruhan ia menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator selama 52 hari, dan berada di ruang khusus itu selama 56 hari.

Sebelum pandemi Covid-19, rata-rata perawatan di ICU di wilayah Skotlandia berlangsung selama tiga hingga empat hari tetapi pasien Covid-19 memerlukan waktu perawatan di ICU lebih lama.

Data terbaru menunjukkan sekurang-kurangnya 500 orang pasien Covid-19 telah menjalani perawatan intensif di ICU di wilayah Skotlandia dan sekitar 38% diantaranya meninggal dunia.

BBC
Fiona dan George telah menikah selama 31 tahun.

Fiona menggambarkan suaminya sebagai "pria yang sehat" yang tidak pernah dirawat di rumah sakit, kecuali sekali ketika menjalani operasi lutut.

"Ini tak disangka sama sekali," ungkapnya.

Menyanyikan lagu Adele

Istri George dan ketiga anaknya yang sudah dewasa tidak diizinkan menjenguknya di rumah sakit.

Putrinya, Rebecca, mengatakan anggota keluarga menghubungi rumah sakit setiap malam dan perawat yang bertugas menempelkan telepon di telinga George sehingga mereka bisa berkomunikasi dengannya.

BBC
Rebecca, seorang guru, mengaku beruntung tidak kehilangan ayahnya.

Rebecca juga merekam suaranya sendiri untuk menyanyikan lagu favorit ayahnya, “Someone Like You” oleh Adele. Rekaman itu kemudian diperdengarkan kepada George melalui telepon dengan harapan membangkitkan semangatnya.

"Kami tidak tahu apakah ia bisa mendengar suara tetapi kami berpikir jika ia mendengarkan lagu dengan suara saya, maka itu mungkin bisa membantunya untuk berjuang," kata Rebecca.

Seiring dengan berjalannya waktu, istri George mengaku bahwa keluarga berusaha keras mencari informasi tentang orang-orang lain yang diberi alat bantu pernapasan selama suaminya agar mereka tetap punya harapan.

Dikatakan Fiona suaminya tampak membaik tetapi ia kemudian mengalami pneumonia dan memburuk lagi.

"Kami baru merasa yakin bahwa penggunaan ventilator mulai dikurangi ketika hampir memasuki minggu ketujuh."

Setelah sekitar 50 hari George menunjukkan perbaikan dan ventilatornya dicabut pada tanggal 19 Mei, setelah 56 hari berada di ruang ICU.

`Kemajuan menakjubkan`

Sejak saat itu George Clark menjalani fisioterapi intensif karena ia hampir tak bisa mengangkat tangan karena penurunan fungsi otot.

Bagaimanapun Fiona mengaku "senang dan gembira sekali" karena suaminya akhirnya diizinkan pulang dari rumah sakit meskipun masih harus menjalani pemulihan.

"Selama tiga minggu dirawat di bangsal, ia mengalami kemajuan yang menakjubkan," ungkap Fiona.

Kepulangan George Clark dari rumah sakit pada Selasa pagi (09/06) diiringi dengan tepuk tangan para staf rumah sakit University Hospital Ayr.

"Semua staf rumah sakit menjalankan tugas luar biasa. Mereka menyelamatkan nyawa saya," kata George Clark.

Adapun Dr Rose McRobert, direktur klinik anestesi di University Hospital Ayr, mengatakan ia "sangat gembira" menyaksikan kemajuan yang dialami George.

"Staf medis, perawat, tenaga fisioterapis dan staf pendukung bekerja keras untuk jangka waktu yang begitu lama untuk memastikan perawatan terbaik bagi pasien dan untuk membuat Clark membaik dan pada akhirnya keluar dari ICU setelah kondisinya begitu buruk, merupakan pendorong semangat," katanya.

George mengatakan, "Ada masa-masanya ketika saya punya pikiran bahwa saya tidak akan pernah keluar dari sini, kecuali di dalam peti kayu, tetapi saya sembuh.”