AS Tuding Corona Muncul di Wuhan sejak Agustus, China Bilang ‘Konyol’

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc
Reuters
Muncul polemik setelah satu tim pakar di AS mengatakan virus corona `mungkin ada di Wuhan sejak akhir Agustus`.

Pemerintah China menggambarkan laporan oleh tim Universitas Harvard, Amerika Serikat, bahwa virus corona mungkin muncul di Wuhan sejak Agustus sebagai "hal yang sungguh konyol".

China melaporkan secara resmi adanya virus corona kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019.

Namun tim dari Universitas Harvard, dengan menganalisis foto-foto satelit lalu lintas di sekitar sejumlah rumah sakit di Wuhan, mengatakan warga di sana mungkin telah mulai terinfeksi sejak akhir Agustus 2019.

Menanggapi temuan pakar di Amerika tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan, "Saya rasa ini konyol, sungguh konyol mengambil keputusan berdasarkan observasi artifisal seperti volume trafik."

Hua Chunying mengatakan dirinya "terkejut ketika pertama kali mendengar kajian tersebut".

"Insting saya mengatakan, bagaimana mereka mengasumsikan munculnya virus corona dengan menganalisis jumlah kendaraan di area parkir rumah sakit? Ini kan konyol," kata Hua Chunying dalam keterangan pers di Beijing.

Yang ia tahu, pakar di Komisi Kesehatan Nasional dan di WHO "meragukan kajian tim Harvard".

Laporan Harvard tidak dievaluasi atau diulas oleh sesama saintis dan beberapa pakar mengatakan "sulit mengambil kesimpulan dari data semacam itu".

Seorang pakar di lembaga Scrippt Research Translational Institute mengatakan metode kajian tim dari Harvard "sangat tidak lansung dan tidak tepat".

Apa yang diketahui dari penelitian tim Harvard?

AFP
Sebagian warga Wuhan diperkirakan meninggalkan kota tersebut tanpa menyadari mereka terinfeksi virus corona.

Peningkatan lalu lintas yang tampak di sekitar sejumlah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China, mulai Agustus 2019 mungkin mengindikasikan bahwa virus corona muncul di kota itu lebih awal dari kerangka waktu yang dilaporkan.

Menurut para peneliti Universitas Harvard, foto-foto satelit tersebut menggambarkan adanya kesibukan lalu lintas di luar lima rumah sakit di Wuhan mulai akhir Agustus hingga Desember 2019.

Peningkatan lalu lintas itu bertepatan dengan kenaikan pencarian daring di Wuhan untuk informasi berkaitan dengan gejala-gejala seperti "batuk" dan "diare".

Sejauh ini virus corona diyakini pertama kali muncul di China pada bulan November 2019.

Pihak berwenang melaporkan klaster kasus-kasus pneumonia, yang penyebabnya tidak diketahui, ke WHO pada tanggal 31 Desember 2019.

"Jelas terjadi pergerakan sosial pada tingkat tertentu jauh sebelum kerangka waktu yang sebelumnya diketahui sebagai permulaan pandemi virus corona baru," kata Dr John Brownstein, ketua tim peneliti, kepada saluran televisi di AS, ABC News.

Tim peneliti mengkaji data satelit komersial yang diambil dari luar lima rumah sakit Wuhan, membandingkan data mulai dari sekitar akhir Agustus hingga Oktober tahun 2018 dengan data pada periode yang sama tahun 2019.

Dalam satu kasus, mereka menghitung adanya 171 mobil yang diparkir di salah satu rumah sakit terbesar di Wuhan, Rumah Sakit Tianyou pada Oktober 2018.

Reuters
Roda perekonomian di Wuhan kembali berputar setelah sempat berhenti total selama karantina wilayah yang ketat.

Data satelit selama periode yang sama tahun 2019 menunjukkan 285 kendaraan di parkir di tempat yang sama, meningkat 67%.

Pada saat yang sama terjadi peningkatan pencarian di internet untuk kata-kata yang berhubungan dengan gejala-gejala virus corona di mesin pencari daring China, Baidu.

"Ini adalah peningkatan pencarian informasi yang menunjukkan bahwa di Wuhan sedang terjadi sesuatu," jelas Dr Brownstein.

"Masih diperlukan banyak penelitian untuk mengungkap sepenuhnya apa yang terjadi ketika itu dan untuk mempelajari tentang bagaimana wabah penyakit itu berkembang dan muncul di masyarakat. Jadi ini hanyalah poin lain dari bukti yang ada."

Apa saja dampak dari penelitian ini?

Wartawan BBC di Beijing, John Sudworth, melaporkan rangkaian data yang digunakan tim peneliti terbatas.

Misalnya, mereka tidak selalu bisa membandingkan citra satelit yang diambil pada hari yang sama pada tahun-tahun yang berturut-turut karena tutupan awan di sebagian foto.

Namun jika memang sudah terjadi infeksi - mungkin tanpa terdeteksi - sebagian orang sudah meninggalkan Wuhan dan bepergian ke luar negeri dan teori itu sesuai dengan beberapa bukti yang ditemukan di sejumlah negara bahwa kasus-kasus Covid-19 muncul lebih awal, jelas Sudworth.

Kendati demikian, mungkin tidak adil untuk menggunakan hasil penelitian ini sebagai bukti adanya upaya menutup-nutupi atau respons lambat yang dilakukan oleh China, lapor John Sudworth.

Alasannya, karena tidak ada informasi sebelumnya tentang penyakit yang mewabah di tengah masyarakat maka mungkin saja terjadi penularan tak terdeteksi sebelum diketahui secara resmi.

China melaporkan kasus-kasus pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui ke WHO pada tanggal 31 Desember 2019.

Sembilan hari kemudian, pihak berwenang China mengungkapkan mereka menemukan virus corona baru (yang kemudian dinamakan Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19) pada sejumlah kasus pneumonia itu.

Wuhan dan kota-kota lain di China menjalani karantina wilayah pada tanggal 23 Januari 2020.

WHO menyatakan Covid-19 sebagai Darurat Kesehatan Global pada tanggal 30 Januari 2020 - menyusul temuan 82 kasus terkonfirmasi di luar wilayah China.