Minum Jus Buah dan Sayur Bisa Detoks Racun dalam Tubuh?

Ilustrasi jus jeruk.
Sumber :
  • Pixabay/JESHOOTS

VIVA – Menjalani pola hidup sehat menjadi salah satu bentuk investasi kesehatan di usia senja. Salah satu pola hidup sehat yang mulai ramai dipilih masyarakat adalah detoks

Detoks merupakan proses pembuangan racun dalam tubuh yang dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi untuk memperbaiki gaya hidup atau menghentikan beberapa kebiasaan buruk. Tujuan detoks adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh serta memulihkan energi dan membersihkan peredaran darah.

Berbicara mengenai detoks tubuh belakangan ini ramai dengan mengonsumsi jus sayur dan buah. Banyak masyarakat yang percaya jus buah dan sayuran dapat membersihkan racun dalam tubuh. 

Sebab, jus buah dan sayur adalah sumber yang baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Lalu, bagaimana pendapat para ahli terkait hal tersebut?

Spesialis Gizi Klinik, Dr.dr. Samuel Oentoro, MS, Sp.GK (K) dalam program Hidup Sehat tvOne angkat bicara. Samuel menyebur bahwa jus buah dan sayur tidak bisa mendetoks racun dalam tubuh. 

"Itu mitos, karena itu bahasa marketing. Sebenarnya melakukan detoks tubuh itu kan menetralisir racun yang masuk dalam tubuh, sudah dikasih Tuhan hati itu fungsinya mendetoksifikasi zat-zat yang bersifat racun yang masuk dalam tubuh," kata dia.

Dia menjelaskan mengonsumsi jus buah dan sayur sendiri selaka beberapa hari bukan mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Melainkan 'mencuci perut' karena mengonsumsi jus sayur dan buah dapat membuat BAB menjadi cair.

"Yang begini-begini minum jus tiga hari yang terjadi adalah cuci perut. BAB menjadi cair. 
Bukan (racun yang dikeluaran tapi) isi usus yang keluar," kata dia.

Mengonsumsi jus sayur dan buah seharian penuh atau dalam jangka waktu tertentu memang kata dia dapat menurunkan berat badan, karena hanya mengonsumsi sayur dan buah saja tanpa adanya asupan sumber kalori lainnya. 

"Berat badan pasti turun, karena enggak makan apa pun pasti turun dalam tiga hari lima hari banyak, lemes. (Tapi) begitu makan biasa pasti naik lagi," jelas Oentoro.