TDL Pemicu Inflasi Agustus

Kantor BPS
Sumber :
  • Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi Agustus sebesar 0,76 persen masih dipengaruhi bahan makanan.

"Kelompok makanan masih mendominasi. Baik bahan makanan atau makanan jadi, seperti nasi dan lauk pauk," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi, Pelaksana Harian Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Subagio Dwijosumono, di gedung BPS, Jakarta, Rabu 1 September 2010.

Namun, ia mengakui, kontribusi tertinggi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang memberikan andil sebesar 0,39 persen. "Ini karena TDL (tarif dasar listrik) yang sudah naik sejak Juli lalu, tapi ditagihnya Agustus," tutur Subagio.

Subagio menambahkan, komoditas beras juga masih cukup tinggi karena mencapai 4,3 persen rata-rata nasional. "Itu andilnya 0,20 persen. Kenaikan tertinggi di Cirebon dan Gorontalo sebesar 13 persen dan Sukabumi," kata dia.

Sedangkan ikan segar memberikan kontribusi sebesar 0,07 persen, angkutan udara 0,06 persen, daging ayam ras 0,03 persen, dan pendidikan untuk Sekolah Dasar serta Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sekitar 0,03 persen.

"Berikutnya yang ramai adalah harga daging sapi yang naik 2,41 persen dan memberikan andil sebesar 0,02 persen," ujar Subagio.
 
Sementara itu, yang menyumbang terjadinya deflasi yakni cabai merah yang turun sebesar 17,73 persen (memberikan andil 0,19 persen) dan bawang merah yang turun harganya 0,13 persen (0,06 persen), serta emas perhiasan yang juga turun (andilnya hanya 0,02 persen). (art)