Saham Layak Beli untuk Jangka Panjang

Sejumlah pialang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.
Sumber :
  • ANTARA/Prasetyo Utomo

VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia disinyalir masih berfluktuasi, sehingga pelaku pasar disarankan tidak melakukan pembelian saham untuk jangka pendek namun memilih berinvestasi untuk jangka menengah maupun panjang.

Nah, saham-saham apa yang disarankan dan cocok untuk portofolio jangka menengah maupun panjang, berikut penuturan sejumlah analis mengenai saham itu dan alasannya mengapa memilihnya untuk transaksi menjelang akhir pekan ini, Kamis, 17 Februari 2011.

Willy Sanjaya, pengamat pasar modal PT Lautan Dana Securities merekomendasikan saham PT Timah Tbk (TINS), PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT AKRA (AKR Corporindo).

Menurut dia, TINS, INCO, ANTM, dan BUMI masih layak diakumulasi terkait harga komoditas tambang yakni timah, nikel, emas, dan batu bara yang cenderung meningkat sehingga bakal memberikan sentimen positif bagi kinerja perseroan. Selain itu, aksi-aksi korporasi yang terus digencarkan perseroan turut mendorong menariknya minat beli investor.

"Misalnya, BUMI yang menanti keluarnya laporan keuangan 2010 yang diprediksi positif dan bakal masuknya Valar Plc. Juga Antam yang banyak melakukan kerja sama dan ekspansi yang menguntungkan," tuturnya saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta.

Sedangkan saham Telkom, kata Willy, terkait agenda pembagian dividen yang selalu dinilai positif para investor. "TLKM kita tahu perusahaan BUMN yang rajin bagi dividen dan AKRA juga diprediksi akan membagikan dividen besar setelah menjual anak perusahaannya, PT Sorini Agro Asia Corporindo, Tbk (SOBI)," tuturnya.

Sedangkan Kepala Riset PT Valbury Securities Nico Omer J. mengakui pelaku pasar diperkirakan masih akan berkonsentrasi pada beberapa saham unggulan (blue chips) yang pada perdagangan kemarin, Rabu, 16 Februari 2011 tercatat aktif diperdagangkan di lantai bursa. "Saham teraktif belum ada perubahan dari hari ke hari," kata dia.

Adapun saham tersebut adalah saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Saham Bank Mandiri, kata dia, diperkirakan aktif karena hingga 21 Februari ke depan saham penawaran umum terbatas (rights issue) mulai diperdagangkan di lantai bursa.

Sementara itu, Bukit Asam tahun ini menargetkan pendapatannya di atas Rp10 triliun dengan laba di atas Rp3 triliun. Hal itu, didorong peningkatan target produksi dan penjualan perseroan yang diimbangi dengan tren kenaikan harga batu bara dunia. PTBA menargetkan kenaikan produksi menjadi 16,9 juta ton dari tahun lalu 13,1 juta ton.

Peningkatan produksi itu juga terkait dengan peningkatan kapasitas angkutan kereta api secara bertahap menjadi 22,7 juta ton di 2014. Adapun harga komoditas yang cenderung meningkat juga menjadi alasan.

Harga batu bara dunia di pasar New Castle saat ini diperdagangkan pada harga US$122, 46 per ton. Sedangkan minyak sawit mentah (CPO) saat ini diperdagangkan pada harga US$1288 per ton.

Sementara itu, IHSG menguat tipis 0,1 poin di posisi 3.416,78 pada transaksi kemarin. Namun, sektor tambang turun 22,49 poin atau 0,72 persen ke level 3.084,37, Sedangkan infrastruktur naik 0,15 poin (0,01 persen) ke 754.028 dan sektor bank menguat 1,24 poin atau 0,28 persen menjadi 429.751.

Seperti diketahui, saham dengan kode BMRI berada di posisi ketiga saham paling aktif ditransaksikan (top frekuensi) karena mencatat 3.028 kali. Namun, harganya stagnan karena bercokol di level Rp5.600. Saham pelat merah ini mencatat kejadian transaksi (done) mencapai 146.513 lot, sedangkan sisa penawaran beli tinggi (bid) hanya sebanyak 60.631 lot.

Sedangkan saham komoditas seperti TINS menduduki posisi delapan saham teraktif dengan mencatat transaksi sebanyak 1.622 kali, dengan harga naik Rp100 atau 3,60 persen pada posisi Rp2.875. Pada perdagangan Rabu, saham ini tidak seluruhnya terjadi transaksi, sehingga memiliki sisa penawaran beli mencapai 25.412 lot. Sementara itu, transaksi yang terjadi sebanyak 44.754 lot.

Kemudian BUMI, tercatat masuk dalam urutan 10 besar daftar efek paling aktif pada perdagangan Rabu karena mencatat transaksi sebanyak 1.581 kali. Saham tambang ini melemah Rp25 (0,90 persen) ke level Rp2.725, dengan menyisakan sisa penawaran beli mencapai 60.570 lot dan terjadi transaksi sebesar 76.257 lot.

Saham komoditas berikutnya, ANTM masuk dalam posisi 12 saham paling terbanyak ditransaksikan karena mencatat sebanyak 1.471 kali, dengan harga stagnan di Rp2.100. Saham ini mencatat sisa penawaran beli mencapai 20.916 lot dan terjadi transaksi sebanyak 31.350 lot.

Sedangkan PTBA bercokol di posisi 14, dengan transaksi sebanyak 1.295 kali. Namun, harga saham turun Rp350 (1,77 persen) di posisi Rp19.350. Saham ini terjadi transaksi 9.339 lot, dengan sisa penawaran beli hanya 948 lot.

Berikutnya, INCO berada di urutan 42 daftar saham teraktif karena hanya mencatat transaksi 744 kali, dengan harga stagnan di level Rp5.050, dengan menyisakan penawaran beli sebanyak 4.783 lot dan terjadi transaksi mencapai 10.300 lot.

Sementara itu, saham TLKM berada di posisi 17 dengan transaksi mencapai 1.161 kali. Harga saham juga stagnan di Rp7.450. Saham telekomunikasi tersebut terjadi transaksi sebanyak 47.731 lot, dengan sisa penawaran beli hanya mencapai 20.795 lot.

Sedangkan AKRA berada menduduki urutan 44 saham paling banyak diperdagangkan karena hanya 673 kali, dengan harga saham menguat Rp10 atau 0,68 persen menjadi Rp1.460. Saham ini menyisakan penawaran beli sebanyak 23.532 lot dan terjadi transaksi mencapai 21.785 lot.