11-4-2009: KTT ASEAN di Thailand Disabotase

Demonstrasi pendukung Thaksin Shinawatra di Chiang Mai, Thailand
Sumber :
  • AP Photo/Apichart Weerawong

VIVAnews - Tepat dua tahun lalu, para pengunjuk rasa merangsek masuk ke tempat pertemuan para pemimpin ASEAN dan sejumlah negara mitra di Pattaya, Thailand. Aksi ini membatalkan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan membuat malu pemerintah Thailand, sebagai tuan rumah

Juru bicara pemerintah Thailand, Supachai Jaisamuth, seperti dikutip kantor berita Associated Press, mengatakan situasi di Pattaya terlalu rawan untuk menggelar pertemuan tingkat tinggi.

Sejumlah kepala negara dan pemerintahan dari sepuluh negara anggota ASEAN, China, Jepang, dan lain-lain, yang sudah bersiap ikut KTT, akhirnya meninggalkan Pattaya. Begitu pula Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, yang meninggalkan Thailand setelah sempat tertahan selama dua jam di bandara U Tapao Rayong.

Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva, telah mengumumkan keadaan darurat di Pattaya dan sekitar provinsi Chonburi. Menurut stasiun berita ABC News, pemerintah Thailand saat itu bertekad akan tetap menyelenggarakan konferensi dalam beberapa bulan mendatang.

Aksi unjuk rasa anti-Abhisit ini telah berlangsung sejak 8 April 2009. Sejak Perdana Menteri Thaksin Sinawatra digulingkan pada 2006, politik Thailand tidak pernah benar-benar stabil.

Dalam pemilihan umum yang dilaksanakan satu tahun setelah tentara menjalankan pemerintahan transisi, pendukung Thaksin meraih suara terbanyak dan membentuk pemerintahan koalisi.

Namun, pada akhir 2008, pengunjuk rasa dari Partai Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) menduduki sejumlah kantor pemerintahan dan Bandar Udara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok. Tampuk kepemimpinan pun pindah ke tangan Abhisit.