Pemerintah Perlu Jelaskan Alasan Penutupan

Sumber :

VIVAnews - Broker menilai pemerintah perlu menjelaskan alasan dibalik berlanjutnya penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Padahal, berdasarkan pengumuman Kamis, 9 Oktober 2008, bursa akan dibuka pada sesi pertama Jumat, 10 Oktober 2008.      

"Alasan tidak dibukannya sesi kedua juga belum ada," kata Vice President Invesment Banking UBS Securities Rajiv Louis di Jakarta, Jumat.
 
Menurut Rajiv, penting sekali pemerintah menjelaskan kepada publik alasan masih belum dibukannya suspensi. Bahkan saat ini,  pemerintah belum mengeluarkan penjelasan mengenai alasan penutupan bursa sesi pertama. Padahal, publik mempunyai hak mengetahui alasan dibalik penutupan itu. "Aneh, keputusan kemarin bursa hari ini dibuka," jelasnya.
 
Seharusnya kata dia, ada mekanismenya. Sebab, bagaimana dengan nasib para klien. "Kami melihat suspensi ini bukan langkah yang tepat bila dilakukan tanpa mekanisme," ujar Rajiv.

Rajiv menambahkan, para klien memandang bursa sebaiknya memakai sistem buka tutup. Misal pada perdagangan bursa di buka, turun 10 persen, karena sesuai dengan mekanisme baru ditutup. "Ini tidak," ujarnya.
 
Ketua Asosiasi Emiten Indonesia Airlangga Hartanto juga berpendapat, mengenai suspensi, masyarakat perlu diberikan kepercayaan dari pemerintah dan otoritas. "Jadi, penutupan bursa hari ini mencerminkan tidak percayanya otoritas. Ini bisa memicu kekhawatiran publik," tegas dia.

Hingga saat ini, belum ada keputusan resmi dari otoritas bursa terkait kepastian pembukaan perdagangan saham pada sesi kedua hari ini.

Sebelumnya, BEI memutuskan untuk meniadakan transaksi saham pada sesi pertama hari ini, karena situasi pasar global yang tidak kondusif. Pada penutupan perdagangan 9 Oktober 2008 waktu New York, indeks Dow Jones merosot 679 poin (7 persen) ke level 8.579.

Di bursa Asia,  indeks Nikkei 225 dibuka rontok 10,64 persen ke level 8.183,37. Indeks Hang Seng turun 8,09 persen ke posisi 14.653,63. Sementara itu, indeks Straits Times Singapura juga langsung anjlok 7,01 persen ke 1.955,40 sesaat setelah pembukaan transaksi.