Maret, Impor Tembus Rekor Tertinggi

Ilustrasi industri logistik
Sumber :
  • eolaspecialtyfoods.com

VIVAnews - Total impor selama Maret 2011 menembus rekor baru US$14,5 miliar. Pencapaian itu lebih tinggi dari impor tertinggi sebelumnya senilai US$13,15 miliar pada Desember 2010.

Impor sepanjang Januari hingga Maret sebesar US$38,79 miliar, atau naik 29,46 persen dari tahun sebelumnya US$30,39 miliar. Impor terbesar terdiri atas mesin dan alat mekanik US$5,26 miliar, disusul mesin dan alat listrik US$4,12 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan, mengatakan, berdasarkan jenis barang, terjadi kenaikan impor bahan baku sebesar 73,93 persen dibanding tahun sebelumnya 72,88 persen. Impor barang modal menurun dari 19,85 persen pada 2010 menjadi 17,75 persen, serta barang konsumsi naik dari 7,27 persen menjadi 8,32 persen.

Berdasarkan negara, impor terbesar berasal dari China sebesar US$5,30 miliar (17,4 persen) dan Jepang US$4,42 miliar (14,53 persen). Sementara itu, impor dari Thailand sebesar US$2,58 miliar (8,5 persen).

Rusman menjelaskan, kenaikan impor bahan baku dan barang konsumsi yang semakin besar serta penurunan impor barang modal mengindikasikan dua hal.

"Pertama, skala ekonomi makin tinggi, sehingga butuh barang modal dan bahan baku tinggi. Sedangkan PDB (produk domestik bruto) yang makin besar butuh impor besar," kata dia pada konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin, 2 Mei 2011. Alasan kedua adalah semakin lengkapnya data resmi impor yang dimiliki.

Rusman menjelaskan, bila sebelumnya barang dari China masuk secara ilegal, dengan bea masuk nol persen, barang yang awalnya tidak tercatat menjadi tercatat pada Direktorat Bea dan Cukai.

Sementara itu, ekspor pada April tercatat US$16,29 miliar, atau naik 27,52 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor selama Januari-Maret mencapai US$43,31 miliar. "Nilai ekspor itu biasanya dicapai dalam enam bulan, namun dalam tiga bulan telah tercapai," tuturnya.

Ekspor non migas tercatat sebesar US$37,12 miliar. Sementara itu, sumbangan ekspor dari bahan bakar mineral sebesar US$5,57 miliar, serta lemak dan minyak nabati US$3,9 miliar.