Cara Hindari Serbuan Batik dari China

Batik Solo
Sumber :

VIVAnews - Serbuan batik dari China banyak beredar di pasaran. Apalagi menjelang hari raya Idul Fitri, pemerintah mewaspadai peredaran batik ilegal asal China yang beredar luas.

Menurut Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah, ada dua cara untuk membendung serbuan batik China. Pertama, dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) batik. Kedua, dengan labelling atau pelabelan batik.

Namun, lanjut Euis, jika menggunakan metode SNI batik, cara ini masih perlu dilakukan revisi sehingga aturan SNI ini kemungkinan selesai pada 2012. "Jadi, masih butuh waktu, mudah-mudahan paling tidak tahun depan bisa selesai," ujar Euis kepada VIVAnews.com di Jakarta.

Sementara itu, untuk cara pemberian label pada masing-masing batik yang diproduksi, digunakan untuk membedakan batik tulis atau bukan. "Jika batik print dari pabrik, di pinggirnya harus ditulis PTT atau tekstil motif batik," kata Euis.

Menurut dia, aturan mengenai pelabelan itu sudah ada di Kementerian Perdagangan, namun belum ada keputusan mengenai industri batik. Kementerian Perdagangan yang memutuskan apakah setiap usaha tekstil motif batik harus ditulis di pinggir kain.

Cara lainnya lagi yaitu pemberian tanda (mark) pada batik. Menurut dia, beberapa perusahaan sudah melakukan langkah itu, namun baru 50 pengusaha.

"Misalnya batik Komar dari Jawa Barat. Batik Komar itu sudah memberikan mark, kalau misalnya warna emas itu batik tulis murni, kalau silver itu batik cap dan tulis, kemudian benang biasa, dan lainnya. Jadi, marking itu perlu sehingga konsumen tidak dibodohi," kata Euis. (art)