BI: Bank Indonesia Tahan Krisis

Perbankan Nasional, Bank Permata, Bank Mayapada
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews- Bank Indonesia menilai pertumbuhan perekonomian global lebih lambat dari yang diperkirakan. Namun perbankan Indonesia dianggap masih kuat dalam menghadapi krisis global.

Menurut Peneliti Utama BI Suhaedi, eksposur langsung terkait krisis Eropa dan Amerika relatif kecil sekitar 3,13 persen dari total aset Indonesia yang mencakup 79 persen dari sistem keuangan Indonesia.

“Kami mempunyai beberapa langkah untuk mencegah perbankan Indonesia mengalami krisis antara lain, membentuk protokol menajemen krisis seperti langkah-langkah pencegahan dan penanganan krisis, pengambilan keputusan dan koordinasi dengan pemerintah serta institusi lain,” jelasnya di Jakarta, Selasa 13 September 2011.

Krisis global itu berdampak terhadap prospek perekonomian Indonesia, terutama pada 2012. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan lebih rendah dari 4,3 persen (yoy) menjadi 4,2 persen pada 2011. Sementara pada 2012, perekonomian dunia tumbuh 4,5 persen menjadi 4 persen.

Sementara Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan mengatakan Indonesia harus mewaspadai potensi pembalikan arus modal (sudden reverseal) jika terjadi gejolak global. Pasalnya mayoritas saham dikuasai investor asing, sehingga rentan terhadap gejolak.

Menurutnya 63 persen pasar saham dimiliki asing, sementara pasar obligasi jumlahnya 40 persen dimiliki asing, termasuk Sertifikat BI. Dengan demikian krisis dapat mudah masuk ke pasar saham.

"Ini akan mengubah persepsi investor dari porfolio saham sendiri," ujarnya.

Namun jika dilihat kondisinya, Indonesia ditolong neraca pembayaran yang baik. Cadangan devisa juga meningkat menembus rekor, setara 7,1 bulan impor. Namun perlu diwaspadai adalah impor yang meningkat.

"Jika memang masuk krisis global maka yang perlu diwaspadai harga komoditas," tambahnya. (eh)