PGN Akui Punya Utang Dolar AS

Sumber :

VIVAnews - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengakui memiliki utang jangka panjang dalam mata uang dolar AS dan yen Jepang. Namun, perseroan juga menerima pendapatan dan memiliki aset dalam mata uang dolar AS.

"Kami telah menyampaikan secara rinci mengenai kewajiban, utang jangka panjang, dan pendapatan itu dalam laporan keuangan perseroan," kata Sekretaris Perusahaan PGN, Wahid Sutopo, dalam penjelasan tertulis yang dipublikasikan bursa di Jakarta, Jumat 30 Januari 2009.

Dalam laporan keuangan per 30 September 2008 disebutkan, perseroan membukukan rugi selisih kurs karena perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan yen. "Rugi selisih kurs translasi bersifat non-cash," ujar dia.

Menurut Wahid, informasi serupa untuk periode 31 Desember 2008 akan disampaikan dalam laporan keuangan 2008 yang saat ini dalam proses audit.

Sebelumnya, PGN juga membantah tudingan yang menyebutkan perseroan terperangkap dalam kontrak produk-produk perbankan yang bersifat spekulatif.

Direktur Utama PGN, Hendi P Santoso, di kantor Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beberapa waktu lalu, mengatakan, selama ini perusahaan tidak pernah menyimpan dana dalam produk-produk investasi bersifat spekulatif.

Instrumen investasi yang digunakan PGAS umumnya sama dengan masyarakat lain, seperti deposito dan giro dalam bentuk rupiah dan dolar AS.

Sedangkan uang tunai milik perusahaan, selama ini disimpan di sejumlah bank lokal seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). "Kalaupun ada, paling dalam bentuk letter of credit untuk transaksi jual beli gas," ujarnya.

Direktur Keuangan PGN, Mochtar Riza Pahlevi, juga menegaskan tidak memiliki produk investasi yang bersifat spekulatif. "Kami tak terperangkap investasi aneh-aneh," kata dia.