Mengapa Bunga Bank Sulit Turun

foto ilustrasi suku bunga
Sumber :

VIVAnews - Deputi Rektor untuk Kerjasama, Pengembangan Bisnis, dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina, Wijayanto, memberi masukan agar industri perbankan menurunkan tingkat suku bunganya. Turun atau tidaknya suku bunga perbankan ditentukan oleh faktor Net Interest Margin (NIM).

Hal ini diungkapkan setelah dia ditanyai apakah penurunan BI rate ini akan diikuti oleh penurunan suku bunga perbankan.

Menurut dia, otoritas bisa memberi kompetitor suku bunga bank dengan menawarkan lebih banyak obligasi pemerintah. "Ketika obligasi didorong, perbankan mempunyai kompetitor, otomatis bunga akan turun," ujarnya di Jakarta.

Selama ini, lanjutnya, obligasi kurang diminati masyarakat, sehingga dia menyarankan agar pemerintah menurunkan besaran pajak bunga. "Obligasi di Indonesia tidak terlalu berkembang, sehingga satu-satunya pilihan untuk mendapat pinjaman hanya bank," tutur Wijayanto.

Wijayanto memberi pandangan mengapa penurunan BI rate tidak menjamin turunnya juga suku bunga perbankan. Menurut dia, ini karena perbankan memiliki kepentingan menjaga likuiditas moneter bisnisnya. "Kembali BI rate kan hanya acuan, tidak harus diikuti," katanya.

Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada Tony Prasetyantono menilai bahwa langkah penurunan BI rate 50 basis poin dan bercokol di angka enam persen  merupakan suatu hal yang berani. Menurutnya, alangkah lebih baik jika BI menurunkan secara perlahan. "Lebih baik turunkan 25 basis poin saja dulu," kata Tony kepada VIVAnews.com.

Penurunan ini, lanjutnya, disinyalir akan menjadi bumerang yang akan menyerang balik bagi kredibilitas BI, terutama jika tidak disertai dengan penurunan suku bunga industri perbankan. "Sepertinya kebijakan BI rate tidak efektif mempengaruhi suku bunga bank," tutur Tony.

Dampak Positif

Padahal, dia mengatakan, penurunan BI rate ini akan berdampak positif kepada masyarakat jika diikuti penurunan suku bunga bank. Sebab dengan begitu akan membantu mendorong pertumbuhan sektor riil.

"Namun itu tidak otomatis, mengingat selama ini bank cukup rigid dalam hal suku bunga, tidak berjalan paralel dengan penurunan BI rate," ungkap Tony.

Meski demikian, Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) memastikan industri perbankan akan menurunkan suku bunga mengikuti BI rate.

"Kalau yang ini pasti inline (sejalan) antara suku bunga dasar kredit dan BI Rate, tapi tidak tahu seberapa lama waktunya," tutur Tony. (ren)