Eropa Kembali Jadi Fokus Bursa Saham Dunia

Bursa saham di Jakarta
Sumber :
  • REUTERS/ Enny Nuraheni

VIVAnews - Kabar kurang sedap dari Eropa kembali menghantui bursa saham dunia. Kekhawatiran lembaga pemeringkat Fitch Rating yang akan menurunkan peringkat utang Italia dan Spanyol membuat indeks saham Nikkei Jepang terkoreksi pada pembukaan perdagangan saham hari ini.

Seperti dikutip dari laman Reuters.com, Kamis, 12 Januari 2012 dilaporkan Indeks Nikkei turun 0,3 persen ke level 8.426,59. Penurunan ini membuat bursa utama Jepang itu kembali bergerak ke level rata-rata 8,485 yang telah berjalan selama 25 hari perdagangan bursa.

Penurunan indeks yang terjadi di Jepang ini masih tertolong dengan adanya perbaikan data-data ekonomi dari Ameriksa Serikat (AS).

Tak hanya dari Jepang, bursa saham di Korea Selatan juga kemungkinan hari ini akan memulai perdagangan saham dengan posisi flat atau malah cenderung melemah. Lagi-lagi, perhatian utama para investor masih diarahkan pada lelang surat utang di Spanyol dan Italia.

Sementara dari negeri Paman Sam, para pemodal masih menunggu hasil test pasar surat utang Eropa yang dianggap bisa menjadi indikator arah perbaikan krisis surat utang Eropa.

Pada awal tahun ini, bursa saham AS menunjukan kinerja bagus setelah mencetak rekor tertinggi selama lima bulan terakhir. Penguatan bursa AS ini terbilang luar biasa mengingat investor dikhawatirkan dengan penurunan rating surat utang negara Eropa.

Terlebih lagi investor menilai Bank Sentral Eropa tak memberikan aksi dukungan terhadap kemungkinan kejatuhan mata uang euro.

Pada penutupan perdagangan kemarin, indesk Dow Jones ditutup melemah 13,02 poin atau 0,1 persen ke level 12.449,45. Sementara indeks S&P 500 tercatat naik 0,4 poin ke level 1.292,48 begitu pula dengan Nasdaq yang menguat 8,26 point atau 0,31 persen ke level 2.710,76.

"Dolar AS kini jelas menjadi tujuan perdagangan paling aman (safe heaven). Tak hanya pada investasi pendapatan tetap tapi juga bagi investor keuangan," kata Managing Director di ICAP Equities di New York, Ken Polcari.