Tawuran Marak, Perlu Menteri Pemberdayaan Keluarga Untuk Sensor Media?

Tawuran Pelajar di Manggarai
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAnews – Politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Tjatur Sapto Edy, berpendapat ada tiga hal yang dapat membentuk pribadi anak menjadi pelajar yang bebas tawuran. Tiga faktor itu adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat serta media.

“Ketiganya mempunyai andil besar dalam membentuk kepribadian anak,” kata Wakil Sekjen PAN itu, Kamis 27 September 2012. Ketiga hal itu, menurutnya, tidak berdiri sendiri dan saling terkait satu sama lain.

Apabila salah satu dari ketiga hal itu tidak berjalan baik, maka proses pembelajaran dan pembentukan kepribadian anak menjadi terganggu. Misalnya saja ketika seorang anak tidak mendapat kebahagiaan dalam keluarganya, tidak mendapat pendidikan budi pekerti memadai di sekolahnya, dan melihat contoh praktik pragmatisme yang kerap terjadi di tengah masyarakat dan dipertontonkan di media.

Tjatur pun mengritik media yang kerap memberikan tontonan yang tidak mendidik dan liberal tanpa ada filter. “Ini peringatan bagi negara. Ke arah mana peradaban akan menuju kalau generasi muda seperti itu? Negara harus melakukan evaluasi dan menata kembali ketiganya,” ujar Ketua Fraksi PAN itu.

Untuk itulah Tjatur mengusulkan agar portofolio Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan diganti menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Keluarga, sehingga tugas-tugas kementerian ini bisa lebih luas cakupannya.

“Misalnya menyensor media yang menampilkan seks dan kekerasan, reorientasi pendidikan ke arah yang lebih substantif seperti life skill, Spiritual Quotient, dan Emotional Quotient, daripada sekedar Intelligence Quotient yang diterjemahkan dalam angka-angka mati,” kata Tjatur.