Nonton TV Tingkatkan Risiko Asma Anak

Sumber :

VIVAnews - Pengaruh televisi pada anak semakin meresahkan para orang tua. Tak hanya materi tayangan televisi yang bisa merusak mental dan kecerdasan anak, kecanduan menonton televisi juga berbahaya untuk kesehatan. Menurut penelitian di Inggris, menghabiskan waktu lebih dari dua jam menonton televisi bisa meningkatkan risiko asma dua kali lipat pada buah hati Anda.

Para peneliti melakukan pengamatan terhadap 3.000 anak mulai lahir hingga usia 11,5 tahun. Pengamatan yang dilakukan meliputi kondisi pernapasan anak. Setiap tahun, para orang tua dimintai keterangan tentang gejala serangan asma yang muncul pada buah hatinya. Orang tua juga harus melaporkan kebiasaan anaknya menonton TV setelah usia 3,5 tahun.

Saat anak mencapai usia 11,5 tahun, para peneliti kembali melakukan pemeriksaan kondisi asma pada anak. Hasilnya, anak yang menonton TV lebih dari dua jam sehari mengalami kondisi asma yang lebih buruk daripada yang menonton TV kurang dari waktu itu.

Belum diketahui penyebab pasti peningkatan gejala asma itu. Tapi penelitian ini belum memperhitungkan kondisi pola makan dan obesitas pada anak. Para ahli masih akan melakukan penelitian lebih lanjut.

Saat ini, stasiun TV atau DVD khusus anak semakin banyak bermunculan dan menawarkan program yang edukatif untuk mendidik anak. Namun para ahli kesehatan anak meragukan hal itu. Akademi Ilmu Kesehatan Anak Amerika (AAP) tidak merekomendasikan acara televisi apa pun untuk anak usia di bawah dua tahun.

Marie Evans Schmidt, peneliti dari Rumah Sakit Anak Boston, melakukan peneltian terhadap 800 anak baru lahir hingga usia tiga tahun. Ia menemukan bahwa anak yang menonton TV terlalu banyak hingga usia tiga tahun akan mengalami masalah dengan perbendaharaan kata dan kemampuan motorik.

Schmidt mengungkapkan, anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan TV memiliki perbendaharaan kata yang kurang dibandingkan dengan anak yang jarang bahkan tak pernah menonton TV sama sekali. Kemampuan motoriknya juga cenderung tidak berkembang karena terlalu banyak duduk di depan televisi.