2018, Belanja Kesahatan Penduduk RI Tembus US$60,6 Miliar

Pasien KJS di Rumah Sakit Tarakan
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Frost & Sullivan memprediksi belanja kesehatan di Indonesia mencapai puluhan miliar dolar pada tahun 2018. Hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan penduduk Indonesia akan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

"Kami memprediksi belanja kesehatan di Indonesia mencapai US$60,6 miliar pada 2018," kata Associate Director Healthcare Practice, Asia Pasific Frost & Sullivan, Hannah Nawi, di Jakarta, Rabu 27 Maret 2013.

Hannah menjelaskan selain tuntutan pelayanan kesehatan, melonjaknya belanja kesehatan ini disebabkan tingkat pendidikan masyarakat yan lebih baik. Hal ini bakal membuat reformasi pelayanan kesehatan di Indonesia.

"Reformasi kesehatan itu akan menjadi jaminan untuk memperbaiki kinerja pelayanan kesehatan rumah sakit, dan adanya investasi di sektor rumah sakit swasta," katanya.


Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, berbagai skema asuransi kesehatan ditetapkan oleh pemerintahseperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yang menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah.


Program tersebut menjamin masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan berupa perawatan dasar, berupa pengobatan awal, seperti dokter umum. Untuk pengobatan khusus, seperti pengobatan kecantikan, program tersebut tidak berlaku.


"Dulu orang yang giginya goyang sedikit itu cuek. Sekarang, mereka sudah melakukan perawatan. Nah, ini yang tidak masuk ke perawatan dasar," kata Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), Sutoto.


Hal ini mendorong tumbuhnya berbagai rumah sakit swasta, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Manado, Bandung, dan Bali. Pada 2012 terdapat 544 rumah sakit swasta di Indonesia dan akan diprediksikan bertambah menjadi 713 pada 2018. (adi)