Dirut BCA: Impor Bahan Baku Masih Marak Dorong Pelemahan Rupiah

Kerja Sama ATM BCA dan Mandiri.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Direktur Utama Bank Central Asia, Jahja Setiaatmadja, Senin 10 Juni 2013, menilai bahwa pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini disebabkan oleh tingginya kebutuhan dolar untuk membayar impor bahan baku untuk ekonomi domestik.

"Bahan baku banyak masih impor lihat saja farmasi, baja, mobil, semua masih impor. Jadi permintaan domestik makin naik, kebutuhan impor dolar itu makin bertambah," ujar Jahja di Jakarta.

Menurut Jahja, pemerintah bisa membuat nilai tukar lebih stabil dengan segera memastikan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Itu akan menolong neraca pembayaran. Kalau subsidi dikurangi kan kebutuhan impor harganya bisa dikurangi, APBN bisa tertolong itu saja. Jadi, keputusan itu di tunggu," kata Jahja.

Sebelumnya, Ketua Perbanas (Persatuan Bank Umum Nasional) Sigit Pramono, Senin 10 Juni 2013, juga menilai ketidakpastian kenaikan harga BBM bersubdisi kembali menekan nilai tukar rupiah.

Hari ini, rupiah bergejolak cukup dalam. Berdasarkan data Reuters, rupiah ditutup di level 10.105 per dolar AS hari ini.