Proses 8 Tahun Peragaan Tunggal Billy Tjong
Kamis, 4 Juli 2013 - 10:23 WIB
Sumber :
VIVAlife - Melewati masa satu dekade di dunia mode Indonesia, Billy Tjong menggelar peragaan busana tunggal pada Rabu malam, 3 Juli 2013 di The Foundry 8, SCBD, Jakarta Pusat. Pemenang lomba perancang busana majalah
Femina
2005 ini memilih 2013 sebagai waktu untuk mendedikasikan karya-karya spesialnya. Prosesnya sendiri memakan waktu lama, delapan tahun.
Lewat tema "Portrait", desainer sekaligus fotografer ini menyalurkan kecintaannya pada fotografi dan mode lewat rangkaian koleksi busana. Ia memasukkan ratusan foto yang diciptakannya dalam setiap momen kehidupannya ke dalam karya fashionnya.
Billy membagi 32 busana siap pakainya dalam 3 frame. Frame pertama ia sebut sebagai "The Brightness Portrait", menampilkan busana warna-warna cerah. Koleksi busananya dipamerkan dengan latar belakang tempat menarik yang pernah dikunjungi Billy. Seperti daerah pecinaan di pusat Jakarta, dengan lampion berwarna merah menyala, gedung tinggi, hingga matahari terbenam di pulau dewata.
Dipamerkan koleksi busana dengan detil peplum yang dipadu dengan rok lurus. Lalu gaun bentuk asiemetris dan nuansa oriental hingga flapper dress dan gaun lingkar.
Frame kedua ia namakan sebagai "The Darkness Portrait", yang menyajikan busana dengan warna-warna gelap. Pilihan potongan seperti atasan model kimono dengan detil see-through yang dipadukan bersama rok lurus berwarna hitam metalik. Ada juga rok bervolume yang dipadukan dengan atasan rajut cutt off shoulder, little black dress dan gaun berpotongan tegas dengan detil peplum. Ia menjadikan perayaan Waisak di Tanah Lot, hingga aktifitas mempertahankan hidup di pasar Beringharjo sebagai latarnya.
Dan frame terakhirnya adalah "The Twilight Portrait", yang mengabadikan berbagai pemandangan alam seperti gulungan ombak dan gumpalan awan. Koleksinya kali ini menampilkan blazer printing dengan aksen tegas berwarna hitam di bagian kerah dan lengan. Kemeja longgar, tube dress, serta gaun dengan detil peplum dan ballon.
Selain 32 busana siap pakai, Billy juga menampilkan 10 gaun malam dan 8 set gaun pengantin. Karya Billy memang terlihat berbeda karena menggunakan desain busana langsung dari printing, yang belum pernah dilakukan oleh desainer lain.
Billy mempersiapkan peragaan ini delapan tahun lamanya. Baginya, waktu yang tepat dan persiapan yang matang adalah dua hal krusial yang coba ia bangun perlahan namun pasti.
"Saya menunggu waktu yang tepat. Untuk membuat satu show itu kan banyak yang harus dipersiapkan. Tidak saja baju, tapi juga tanggung jawab saya sebagai seorang desainer," ujarnya. (eh)
Baca Juga :
Billy membagi 32 busana siap pakainya dalam 3 frame. Frame pertama ia sebut sebagai "The Brightness Portrait", menampilkan busana warna-warna cerah. Koleksi busananya dipamerkan dengan latar belakang tempat menarik yang pernah dikunjungi Billy. Seperti daerah pecinaan di pusat Jakarta, dengan lampion berwarna merah menyala, gedung tinggi, hingga matahari terbenam di pulau dewata.
Dipamerkan koleksi busana dengan detil peplum yang dipadu dengan rok lurus. Lalu gaun bentuk asiemetris dan nuansa oriental hingga flapper dress dan gaun lingkar.
Frame kedua ia namakan sebagai "The Darkness Portrait", yang menyajikan busana dengan warna-warna gelap. Pilihan potongan seperti atasan model kimono dengan detil see-through yang dipadukan bersama rok lurus berwarna hitam metalik. Ada juga rok bervolume yang dipadukan dengan atasan rajut cutt off shoulder, little black dress dan gaun berpotongan tegas dengan detil peplum. Ia menjadikan perayaan Waisak di Tanah Lot, hingga aktifitas mempertahankan hidup di pasar Beringharjo sebagai latarnya.
Dan frame terakhirnya adalah "The Twilight Portrait", yang mengabadikan berbagai pemandangan alam seperti gulungan ombak dan gumpalan awan. Koleksinya kali ini menampilkan blazer printing dengan aksen tegas berwarna hitam di bagian kerah dan lengan. Kemeja longgar, tube dress, serta gaun dengan detil peplum dan ballon.
Selain 32 busana siap pakai, Billy juga menampilkan 10 gaun malam dan 8 set gaun pengantin. Karya Billy memang terlihat berbeda karena menggunakan desain busana langsung dari printing, yang belum pernah dilakukan oleh desainer lain.
Billy mempersiapkan peragaan ini delapan tahun lamanya. Baginya, waktu yang tepat dan persiapan yang matang adalah dua hal krusial yang coba ia bangun perlahan namun pasti.
"Saya menunggu waktu yang tepat. Untuk membuat satu show itu kan banyak yang harus dipersiapkan. Tidak saja baju, tapi juga tanggung jawab saya sebagai seorang desainer," ujarnya. (eh)