Pelaku Pasar Kaji Kesiapan Bursa Indonesia

Sumber :

VIVAnews - Kalangan pelaku pasar modal masih mempertanyakan kesiapan Indonesia untuk terlibat dalam rencana bursa terintegrasi negara Asia Tenggara (ASEAN Linkage) pada 2015.

Pandangan itu dipengaruhi krisis keuangan global yang belum diketahui kapan akan berakhir.

Penilaian tersebut disampaikan tiga asosiasi yang bergerak di bidang pasar modal, yaitu Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI), dan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI).

"Kalau dari pernyataan panelis akan banyak pemodal dan dana yang akan mengalir. Namun, itu enak didengar tapi praktiknya sebenarnya tidak," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Gunawan Tjokro, usai seminar Warm Up ADB Annual Meeting, bertajuk On Regional Capital Market Integration, di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa 24 Maret 2009.

Menurut Gunawan, AEI melihat banyak kekhawatiran dari rencana implementasi ASEAN Linkage terhadap eksistensi perusahaan dan investor. Hal itu didasarkan pada kondisi sumber daya manusia dan sistem yang berlaku di pasar modal domestik belum sebaik negara ASEAN lainnya.

Kekhawatiran lain adalah harmonisasi peraturan yang berbeda dalam implementasinya serta volatilitas nilai tukar rupiah yang cukup tinggi dibanding mata uang ASEAN lainnya.

Ketua Umum APEI, Lily Widjaja, menambahkan, pelaku pasar modal harus menyiapkan diri untuk terlibat dalam ASEAN Linkage karena secara politis aturan tersebut sudah disetujui. Namun, kesiapan perusahaan efek untuk ikut masih menjadi pertanyaan.

"Investor lokal belum sophisticated dengan sistem ini. Bagaimana mereka bisa berinvestasi tanpa ada dispute," ujar dia. "Selain itu. perlu ada mutual recognition, surveillance, perlindungan investor, dan liberalization".

Sementara itu, Ketua Umum APRDI, Abiprayadi Riyanto, mengatakan, otoritas bursa perlu melihat sampai sejauh mana Indonesia bisa meningkatkan kemampuan dengan otoritas dan investor dari negara-negara ASEAN.