Relokasi "Rumah Hantu" di Waduk Jatigede Butuh Rp500 Miliar
Selasa, 22 Oktober 2013 - 11:49 WIB
Sumber :
- Antara/ Agus Bebeng
VIVAnews - Pemerintah hingga saat ini masih belum bisa mengeksekusi lahan dan bangunan untuk menggenangi Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat. Saat ini, masih ada masyarakat yang tinggal di lokasi genangan.
Warga masyarakat ini sebetulnya sudah mendapatkan ganti rugi. Namun, karena pemerintah tidak juga mengeksekusi, akhirnya muncul kembali bangunan-bangunan di lokasi genangan. Bangunan-bangunan itu yang kemudian diistilahkan sebagai "rumah hantu".
Para pemilik "rumah hantu" itu pun kembali meminta uang untuk relokasi dan pembangunan rumah baru. Sebab, ganti rugi yang dulu pernah mereka dapat, telah habis digunakan.
Baca Juga :
Warga masyarakat ini sebetulnya sudah mendapatkan ganti rugi. Namun, karena pemerintah tidak juga mengeksekusi, akhirnya muncul kembali bangunan-bangunan di lokasi genangan. Bangunan-bangunan itu yang kemudian diistilahkan sebagai "rumah hantu".
Para pemilik "rumah hantu" itu pun kembali meminta uang untuk relokasi dan pembangunan rumah baru. Sebab, ganti rugi yang dulu pernah mereka dapat, telah habis digunakan.
Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, kepada
VIVAnews
, Selasa 22 Oktober 2013, mengungkapkan, dia menginginkan permasalahan ini cepat selesai agar waduk yang bisa menampung satu miliar kubik air ini bisa segera digenangi.
Djoko mengatakan, dari informasi yang diperoleh, saat ini, masyarakat yang menempati lahan tersebut bingung, bagaimana membicarakan persoalan itu. Selain itu, mereka hanya percaya dan bersedia berdiskusi dengan Kementerian PU.
"Mereka ingin diperlakukan sama dengan masyarakat lainnya, yakni direlokasi," katanya.
Untuk relokasi ini, Djoko mengungkapkan, sudah ada peraturan presiden yang dikeluarkan. Namun, dalam perpres tersebut, hanya disebutkan tentang penanganan permasalahan sosial tanpa ada penjelasan lebih rinci.
Ia mengungkapkan, penjelasan lebih rinci diperkirakan diatur dengan peraturan daerah yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat. Selain itu, sedikitnya dibutuhkan dana Rp500 miliar untuk merelokasi 7.000 kepala keluarga ini.
"Kami harapkan bisa cepat selesai, karena waduk ini amat penting untuk sumber air minum dan juga irigasi," katanya. (umi)