Menguak Sejarah Ciuman

Sumber :

VIVAlife - Ciuman identik dengan ungkapan rasa kasih, cinta, bahkan gairah. Lebih luas, ternyata ciuman juga digunakan untuk mengungkapkan beragam emosi. Ada aroma gugup, marah, menggoda, atau semangat yang bisa dirasakan.

Dirunut ke belakang, ciuman ternyata memiliki sejarah panjang. Jauh sebelum peradaban hadir dalam hidup manusia, ciuman sudah membudaya. Mengutip laman Smart Life Styles, para ahli setuju bahwa bibir manusia mulanya hanya digunakan untuk makan dan berbicara.

Ciuman, merupakan cara ‘menuntaskan’ lapar dalam konteks berbeda. Itu tak lepas dari pandangan seorang penulis zoologi dari Inggris, Desmond Morris, yang menganggap ciuman pada manusia adalah evolusi dari kebiasaan primata.

Induk primata biasa mengunyahkan makanan untuk anak-anak mereka, lalu disuapkan dari mulut ke mulut. Manusia purba disinyalir juga melakukannya. Kebiasaan itu lantas berkembang, menjadi upaya menghibur anak-anak saat kelaparan.

Makin lama, ciuman menjadi ekspresi umum kasih sayang. Sebab, ada pesan neuro-chemical dan sensasi yang menimbulkan hasrat seksual, rasa intim, serta euforia.

Pada pasangan, ciuman menelurkan proses pengiriman pesan. Tak hanya sepihak, masing-masing bisa saling mengirimkan pesan yang sama. Ciuman intim bahkan bisa mengirimkan potensi hubungan keduanya. Tak heran, ilmuwan percaya ciuman bisa jadi salah satu cara menyeleksi cinta pasangan.

Saat dua insan saling sentuh dalam ciuman, alam bawah sadar mereka mendorong keputusan untuk menetapkan apakah pasangan genetiknya kompatibel. Tak hanya sekadar menyeleksi untuk memilih, peneliti juga percaya ciuman dapat mengungkapkan seberapa besar komitmen pasangan untuk membesarkan anak. (ren)