AJI dan PWI DIY Desak Polisi Usut Bom Molotov ke Rumah Wartawan
Senin, 24 Februari 2014 - 16:24 WIB
Sumber :
- Antara/ Oka Barta
VIVAnews - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY meminta aparat kepolisian mengusut dan mengungkap motif kasus bom molotov di rumah wartawan
Radar Yogja
yang bertugas di Magelang.
"Polisi harus segera mengungkap motif sebenarnya. Jangan sampai kasus ini mencederai kebebasan pers," kata Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Hendrawan Setiawan, kepada VIVAnews, Senin 24 Februari 2014.
Menurut Hendrawan, jika memang terkait pemberitaan, masyarakat harus diberi tahu ada lembaga yaitu Dewan Pers.
"Silakan masyarakat yang tidak berkenan dengan pemberitan adukan ke Dewan Pers. Jangan main kekerasan atau teror, semua ada mekanismenya," kata dia.
Hal senada diungkapkan Ketua PWI DIY Sihono yang berharap kepolisian dapat segera mengungkap kasus tersebut. "Jika dibiarkan akan jadi preseden buruk, dan seperti pembiaran terhadap aksi teror," kata Sihono.
Terkait dengan hal, Hendrawan juga mengimbau agar jurnalis yang melakukan peliputan dapat bekerja secara profesional.
Dihubungi VIVAnews, Frietqi Suryawan, wartawan Radar Yogja wilayah Magelang mengatakan sampai saat ini yakin jika teror bom molotov di rumahnya terkait pemberitaan.
"Saya yakin 1000 persen karena pemberitaan yang saya buat. Sudah ada beberapa saksi yang dipanggil oleh polisi, semoga saja bisa terungkap," kata dia
Demang demikian sapaan Frietqi sampai saat ini tetap akan bertahan di rumahnya bersama keluarganya.
"Keluarga saya sudah tahu risiko pekerjaan saya. Kantor tempat saya bekerja minta saya mengungsi dulu, tapi saya dan keluarga sepakat akan tetap di sini," kata dia.
Senin dinihari sekitar pukul 01.45 WIB, rumah wartawan Radar Yogya wilayah Magelang, di Kelurahan Jurangombo, Jagoan, Magelang Kota, Jawa Tengah, dilempari tiga bom molotov oleh orang tak dikenal.
Ada tiga bom molotov yang dilemparkan orang tak dikenal ke rumah Frietqi Suryawan. Dua molotov meledak dan membakar kursi dan memecahkan kaca jendela.
Dugaan sementara, motif pelemparan bom ini terkait dugaan kasus korupsi pembangunan pasar di Magelang Kota, Jawa Tengah. Namun, polisi masih menelusuri motif sesungguhnya. (eh)
Laporan: Ochi April | Yogyakarta
Baca Juga :
Menurut Hendrawan, jika memang terkait pemberitaan, masyarakat harus diberi tahu ada lembaga yaitu Dewan Pers.
"Silakan masyarakat yang tidak berkenan dengan pemberitan adukan ke Dewan Pers. Jangan main kekerasan atau teror, semua ada mekanismenya," kata dia.
Hal senada diungkapkan Ketua PWI DIY Sihono yang berharap kepolisian dapat segera mengungkap kasus tersebut. "Jika dibiarkan akan jadi preseden buruk, dan seperti pembiaran terhadap aksi teror," kata Sihono.
Terkait dengan hal, Hendrawan juga mengimbau agar jurnalis yang melakukan peliputan dapat bekerja secara profesional.
Dihubungi VIVAnews, Frietqi Suryawan, wartawan Radar Yogja wilayah Magelang mengatakan sampai saat ini yakin jika teror bom molotov di rumahnya terkait pemberitaan.
"Saya yakin 1000 persen karena pemberitaan yang saya buat. Sudah ada beberapa saksi yang dipanggil oleh polisi, semoga saja bisa terungkap," kata dia
Demang demikian sapaan Frietqi sampai saat ini tetap akan bertahan di rumahnya bersama keluarganya.
"Keluarga saya sudah tahu risiko pekerjaan saya. Kantor tempat saya bekerja minta saya mengungsi dulu, tapi saya dan keluarga sepakat akan tetap di sini," kata dia.
Senin dinihari sekitar pukul 01.45 WIB, rumah wartawan Radar Yogya wilayah Magelang, di Kelurahan Jurangombo, Jagoan, Magelang Kota, Jawa Tengah, dilempari tiga bom molotov oleh orang tak dikenal.
Ada tiga bom molotov yang dilemparkan orang tak dikenal ke rumah Frietqi Suryawan. Dua molotov meledak dan membakar kursi dan memecahkan kaca jendela.
Dugaan sementara, motif pelemparan bom ini terkait dugaan kasus korupsi pembangunan pasar di Magelang Kota, Jawa Tengah. Namun, polisi masih menelusuri motif sesungguhnya. (eh)
Laporan: Ochi April | Yogyakarta