Perolehan Suara Kakak Minim, Adik Caleg Pukul Warga Pakai Pistol
Rabu, 16 April 2014 - 17:13 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Aji YK Putra, Palembang
VIVAnews – Adik kandung Muhamad Abduh Rahman, calon anggota legislatif DPRD Kota Palembang dari Partai Nasdem, menganiaya seorang warga dengan pistol hingga kepala korban pecah. Bayu, sang adik, melakukan tindak kekerasan itu karena tak terima perolehan suara kakaknya minim pada Pemilu Legislatif 9 April 2014.
Korban, Dulkhoiri (42 tahun), merupakan warga Jalan PDAM Tirta Musi Lorong Swadaya Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Sumatera Selatan. Ia melaporkan penganiayaan yang menimpanya ke Polresta Palembang, Rabu 16 April 2014.
Dulkhoiri mengatakan, kekerasan itu terjadi Selasa kemarin, 15 April 2014, ketika ia dihubungi Bayu untuk bertemu di Jalan Dwikora, Palembang.
“Bayu menelepon, menawarkan pekerjaan bangunan. Lantas saya ke sana. Tiba-tiba saya langsung diancam dan dipukul pakai senjata api. Leher saya diinjak. Dia meminta uang kakaknya yang nyaleg dikembalikan,” kata Dulkhoiri.
Menurut Dulkhoiri, satu hari sebelum pencoblosan pileg, dia ditelepon oleh Hasim yang mengaku sebagai keluarga caleg Partai Nasdem DPRD Kota Palembang daerah pemilihan V nomor urut 7 bernama Muhamad Abduh Rahman. Dulkhoiri kemudian diajak bertemu di kediaman Hasim di kawasan Tangga Buntung, Palembang.
“Ketika bertemu, Hasim meminta tolong kepada saya agar saat pileg mengumpulkan 50 suara dan menyoblos keluarganya dari Partai Nasdem bernama Muhamad Abduh di Kecamatan Ilir Barat I, Kecamatan Ilir Barat II, Kecamatan Bukit Kecil, dan Kecamatan Gandus,” kata Dulkhoiri.
Nyatanya Abduh tak mendapat suara terbanyak di empat kecamatan itu. Ia malah hanya mendapat 20 suara. “Dia tidak menang,” ujar Dulkhoiri.
Dulkhoiri mengatakan, pada pertemuan dengan Hasim, ia diberi uang Rp2,5 juta untuk dibagikan kepada keluarga, saudara, dan teman-temannya. “Tapi saya tidak tahu mereka memilih siapa,” kata dia.
Lagipula, ujar Dulkhoiri, usai menerima uang Rp2,5 juta itu, dia tidak berjanji untuk mengumpulkan suara seperti yang diminta oleh keluarga si caleg. “Saya malah takut untuk membagikan uang tesebut. Tapi karena (caleg) tidak terima kalah, adiknya menganiaya saya dan meminta uang dikembalikan,” katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Palembang, Komisaris Djoko Julianto, menyatakan sedang menyelidiki kasus tersebut. “Korban baru hari ini melapor dan kejadiannya tadi malam. Sementara motifnya diduga pelaku tidak terima suara kakaknya kalah pada waktu nyaleg,” kata Djoko. (eh)
Baca Juga :
Korban, Dulkhoiri (42 tahun), merupakan warga Jalan PDAM Tirta Musi Lorong Swadaya Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Sumatera Selatan. Ia melaporkan penganiayaan yang menimpanya ke Polresta Palembang, Rabu 16 April 2014.
Dulkhoiri mengatakan, kekerasan itu terjadi Selasa kemarin, 15 April 2014, ketika ia dihubungi Bayu untuk bertemu di Jalan Dwikora, Palembang.
“Bayu menelepon, menawarkan pekerjaan bangunan. Lantas saya ke sana. Tiba-tiba saya langsung diancam dan dipukul pakai senjata api. Leher saya diinjak. Dia meminta uang kakaknya yang nyaleg dikembalikan,” kata Dulkhoiri.
Menurut Dulkhoiri, satu hari sebelum pencoblosan pileg, dia ditelepon oleh Hasim yang mengaku sebagai keluarga caleg Partai Nasdem DPRD Kota Palembang daerah pemilihan V nomor urut 7 bernama Muhamad Abduh Rahman. Dulkhoiri kemudian diajak bertemu di kediaman Hasim di kawasan Tangga Buntung, Palembang.
“Ketika bertemu, Hasim meminta tolong kepada saya agar saat pileg mengumpulkan 50 suara dan menyoblos keluarganya dari Partai Nasdem bernama Muhamad Abduh di Kecamatan Ilir Barat I, Kecamatan Ilir Barat II, Kecamatan Bukit Kecil, dan Kecamatan Gandus,” kata Dulkhoiri.
Nyatanya Abduh tak mendapat suara terbanyak di empat kecamatan itu. Ia malah hanya mendapat 20 suara. “Dia tidak menang,” ujar Dulkhoiri.
Dulkhoiri mengatakan, pada pertemuan dengan Hasim, ia diberi uang Rp2,5 juta untuk dibagikan kepada keluarga, saudara, dan teman-temannya. “Tapi saya tidak tahu mereka memilih siapa,” kata dia.
Lagipula, ujar Dulkhoiri, usai menerima uang Rp2,5 juta itu, dia tidak berjanji untuk mengumpulkan suara seperti yang diminta oleh keluarga si caleg. “Saya malah takut untuk membagikan uang tesebut. Tapi karena (caleg) tidak terima kalah, adiknya menganiaya saya dan meminta uang dikembalikan,” katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Palembang, Komisaris Djoko Julianto, menyatakan sedang menyelidiki kasus tersebut. “Korban baru hari ini melapor dan kejadiannya tadi malam. Sementara motifnya diduga pelaku tidak terima suara kakaknya kalah pada waktu nyaleg,” kata Djoko. (eh)