Susahnya Jadi Juri American Idol

Sumber :

VIVAnews - Kara DioGuardi tidak menyangka, menjadi juri 'American Idol' adalah sebuah pekerjaan berat. Sangat di luar bayangannya. Ketika pertama kali dapat tawaran menjadi perempuan kedua setelah Paula Abdul, Kara tidak langsung paham kejamnya program musik yang jadi tontonan nomor satu di negeri Obama itu.

"Aku tidak terlalu menganggap betapa luar biasanya acara tersebut. Hanya merasa, acara itu akan meriah," kata Kara. Hingga hari itu tiba. Kara muncul untuk pertama kalinya sebagai juri. "Ya Tuhan, apa yang aku lakukan di sini? Ini luar biasa besar!" ujarnya. Kara harus berbicara di depan 30 juta orang.

Sejak itu, Kara jadi perhatian jutaan mata penonton televisi di AS. Belum lagi, lirikan Simon Cowell dan sorakan para penonton di atas balkon atas kritik yang ia lontarkan. Tapi, banyak kemajuan yang Kara syukuri, selain penampilan Adam Lambert, dan finalis lain yang tersisa.

Musisi sekaligus produser itu merasa dekat dengan para finalis. Kara merasa sudah mengarahkan mereka ke jalur yang tepat. Semua berdasarkan keahliannya di industri musik.

"Aku berusaha untuk tidak berakting, seperti orang tolol yang meracau. Aku sangat grogi saat itu," ujar musisi 37 tahun itu dilansir Associated Press, Senin 20 April 2009.

Menjadi juri keempat adalah setelah Paula Abdul, Randy Jackson, dan Simon Cowell adalah strategi yang dijalankan produser. Banyak kejutan lain di American Idol season ke delapan ini. Dimulai dari seorang kontestan yang diberi kesempatan lewat wild card untuk bergabung dengan dua belas besar finalis.

Aturan lain mengizinkan para juri menyelamatkan satu kontestan. Pekan lalu, Matt Giraud lolos dari lubang maut. Ia tidak jadi tereliminasi lantaran mendapat suara poling terkecil. Empat juri memberi Matt kesempatan minggu berikutnya.

Pekan lalu, hanya dua juri yang diberi kesempatan memberi komentar untuk setiap finalis. Tujuannya menghemat waktu. Rupanya, acara itu melampaui skedul waktu yang ditetapkan. Simon menyalahkan Kara dan Paula karena dua perempuan itu terlalu banyak bicara.