Kronologi Pembubaran Ibadah Agama di Yogya
Jumat, 30 Mei 2014 - 09:34 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews – Ibadah Doa Rosario yang digelar umat Katolik di rumah Julius Felicianus, Kompleks Perumahan STIE YKPN Sleman DIY, dibubarkan oleh sekelompok orang, Kamis malam 29 Mei 2014. Jemaah yang sedang khusyuk berdoa pun diserang dan dianiaya.
Berikut kronologi kejadian berdasarkan keterangan Polda DIY yang dihimpun dari salah satu jemaah yang menjadi saksi mata, Bapak Nanggelon:
Pukul 19.00 WIB
Berlangsung ibadah umat Katolik di rumah Bapak Julius. Ibadah ini memasuki hari ke-29.
Pukul 20.20 WIB
Sekelompok orang tak dikenal, terdiri dari sekitar delapan orang, datang dan langsung melempar batu. Batu itu mengenai salah satu jemaat. Selanjutnya kelompok orang itu menjatuhkan sepeda motor para jemaat yang diparkir di depan rumah dan merusak rumah Bapak Julius. Mereka juga memukuli jemaat.
Para jemaat berteriak ketakutan dan berlarian ke dalam rumah. Namun kelompok orang tersebut tetap merusak dan memukuli jemaat dengan besi dan barang-barang seperti pot bunga, batu, pentungan.
Salah satu jemaat, anak Bapak Julius, lantas menelepon pemilik rumah (ayahnya, Julius).
Pukul 21.15 WIB
Bapak Julius tiba di rumah. Dia langsung ditanya sekelompok orang yang melakukan perusakan. Bapak Julis dengan tegas menjawab, “Saya pemilik rumah.” Dia kemudian dianiaya oleh kelompok tersebut menggunakan batu, pot bunga, pentungan, besi, dan lain-lain.
Itulah keterangan dari jemaat. Sementara Julius mengatakan kepada polisi bahwa dia mengenali salah satu anggota kelompok yang melakukan perusakan dan penganiayaan di rumahnya itu. “Salah satu pelakunya tetangga saya sendiri. Dia mengontrak tepat di depan rumah saya atas nama AB,” ujarnya.
Menurut Julius, setelah memukuli dia, kelompok tersebut berteriak, “Saya suruhan ustaz JUT.” Selanjutnya mereka pergi meninggalkan rumahnya.
Polda DIY saat ini sedang memburu para pelaku. “Kami sudah mengetahui beberapa orang yang melakukan penganiayaan dan perusakan rumah milik Julius. Polisi sedang mengejar mereka,” kata Kabid Humas Polda DIY AKBP Any Pudjiastuti. (ita)
Baca Juga :
Berikut kronologi kejadian berdasarkan keterangan Polda DIY yang dihimpun dari salah satu jemaah yang menjadi saksi mata, Bapak Nanggelon:
Pukul 19.00 WIB
Berlangsung ibadah umat Katolik di rumah Bapak Julius. Ibadah ini memasuki hari ke-29.
Pukul 20.20 WIB
Sekelompok orang tak dikenal, terdiri dari sekitar delapan orang, datang dan langsung melempar batu. Batu itu mengenai salah satu jemaat. Selanjutnya kelompok orang itu menjatuhkan sepeda motor para jemaat yang diparkir di depan rumah dan merusak rumah Bapak Julius. Mereka juga memukuli jemaat.
Para jemaat berteriak ketakutan dan berlarian ke dalam rumah. Namun kelompok orang tersebut tetap merusak dan memukuli jemaat dengan besi dan barang-barang seperti pot bunga, batu, pentungan.
Salah satu jemaat, anak Bapak Julius, lantas menelepon pemilik rumah (ayahnya, Julius).
Pukul 21.15 WIB
Bapak Julius tiba di rumah. Dia langsung ditanya sekelompok orang yang melakukan perusakan. Bapak Julis dengan tegas menjawab, “Saya pemilik rumah.” Dia kemudian dianiaya oleh kelompok tersebut menggunakan batu, pot bunga, pentungan, besi, dan lain-lain.
Itulah keterangan dari jemaat. Sementara Julius mengatakan kepada polisi bahwa dia mengenali salah satu anggota kelompok yang melakukan perusakan dan penganiayaan di rumahnya itu. “Salah satu pelakunya tetangga saya sendiri. Dia mengontrak tepat di depan rumah saya atas nama AB,” ujarnya.
Menurut Julius, setelah memukuli dia, kelompok tersebut berteriak, “Saya suruhan ustaz JUT.” Selanjutnya mereka pergi meninggalkan rumahnya.
Polda DIY saat ini sedang memburu para pelaku. “Kami sudah mengetahui beberapa orang yang melakukan penganiayaan dan perusakan rumah milik Julius. Polisi sedang mengejar mereka,” kata Kabid Humas Polda DIY AKBP Any Pudjiastuti. (ita)