Tiga Senyawa Tumbuhan Ini Bantu Kurangi Efek Radiasi Kanker
Minggu, 27 Juli 2014 - 12:34 WIB
Sumber :
- obatjantungbocor.name
VIVAnews - Gabungan peneliti berbagai universitas menemukan senyawa organik pada tumbuhan bisa membantu pasien kanker dalam mengatasi efek negatif radioterapi. Senyawa pada tumbuhan itu mampu membatasi efek kerusakan jaringan kulit akibat radioterapi.
Baca Juga :
Selama ini beberapa pasien kanker menjalani terapi radiasi atau onkologi radiasi untuk membunuh sel-sel kanker dalam tubuh. Terapi ini memaparkan sinar gammar atau sinar X kepada tubuh pasien.
Memang tujuan terapi itu adalah membunuh sel kanker, tapi melansir Softpedia, Minggu 27 Juli 2014, terapi ini berdampak pada jaringan sehat dalam tubuh pasien. Dalam studi sebelumnya ditunjukkan, jaringan yang membentuk kulit merupakan bagian terdampak yang sehat akibat terapi itu.
Kerusakan jaringan kulit pada terapi ini kadang menyebabkan rambut rontok. Dan sudah diketahui, masalah kulit dan kanker kulit merupakan efek samping yang sampai saat ini dikaitkan dengan penggunaaan terapi radiasi.
Peneliti dari University of Nizwa (Oman), Nagasaki University (Jepang), Macquarie University (Australia), Bharathiar University (India) dan Konkuk University (Korea Selatan) dalam tulisannya di International Journal of Low Radiation menunjukkan tiga senyawa tumbuhan yaitu asam affeik (CA), asam Rosmarinik (RA), dan asam trans-sinamat (TCA), bisa membantu perlindungan kulit pasien saat menjalani sesi terapi radiasi.
Tiga senyawa itu, tulis dalam jurnal itu, diketahui pada dasarnya merupakan senyawa antioksidan. Kemampuan melindungi kulit dalam proses terapi sejauh ini masih terus diuji dalam laboratorium.
Secara detail senyawa itu tak hanya mengurangi tingkat molekul kimia reaktif yang mengandung oksigen dan merusak sel struktur tubuh, tapi juga bekerja membatasi kerusakan pada material genetik.
Masing-masing memiliki kadar kontribusi pembatasan efek radiasi. Senyawa disebutkan meningkatkan efisiensi mekanisme perbaikan DNA alami dan menonaktfikan spesies oksigen reaktif.
Senyawa CA berkontribusi membatasi efek sebesar 40 persen, RA (20 persen), dan TCA (15 persen). Peneliti menekankan, tiga senyawa itu harus diberikan dalam kondisi tak beracun.(ita)