Chrysler Bangkrut, Indeks Sedikit Melemah

Sumber :

VIVAnews - Dalam sembilan bulan terakhir, April bisa jadi merupakan saat yang terbaik bagi para pelaku bursa saham Wall Street, New York. Kebangkitan harga saham selama bulan April lalu bisa jadi ini menunjukkan bahwa ekonomi di Amerika Serikat (AS) mulai bangkit sekaligus memicu sentimen positif bagi perekonomian dunia.

Indeks harga saham Standard & Poor''s 500, yang dianggap menjadi indikator bursa saham yang paling diandalkan, selama April lalu mampu naik hingga 9,4 persen. Ini merupakan kenaikan tertinggi S&P 500 sejak Maret 2000, atau saat memuncaknya bisnis "bubble" dot-com. Sedangkan indeks harga saham industri Dow Jones hanya sanggup mencapai kenaikan tertinggi 7,4 persen di bulan April.

Namun, raihan itu cukup membuat investor optimistis karena stabilnya ekonomi cenderung selalui didahului oleh membaiknya harga saham. "Pasar menunjukkan bahwa ekonomi mungkin mulai menanjak dari titik terdalam pada musim panas ini," kata Al Goldman, ahli strategi pasar dari Wachovia Securities di St. Louis, yang berpengalaman selama 50 tahun memantau gejolak di Wall Street.

Kendati menunjukkan kenaikan yang siginifikan, kalangan investor masih bersikap hati-hati membaca situasi. Apalagi muncul kabar tak menyenangkan dari sektor otomotif dimana salah satu produsen mobil terkemuka di AS, Chrysler, terpaksa jatuh bangkrut setelah tidak kuasa menghadapi krisis keuangan.

Oleh sebab itu, di akhir perdagangan di penghujung bulan ini, atau Kamis sore 30 April 2009, indeks harga saham industri Dow Jones sedikit melemah, yaitu 17,61 poin (0,2 persen) ke posisi 8.168,12. Begitu pula dengan indeks Standard & Poor's 500, turun 0,83 poin (0,1 persen) ke posisi 872,81. Sebaliknya, indeks teknologi Nasdaq naik 5,36 poin (0,3 persen) ke posisi 1.717,30. (AP)