BI: Kekeringan Belum Hantam Tingkat Inflasi

Kekeringan di Jawa Timur 2014
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rudi Mulya

VIVAnews - Dampak dari kekeringan yang terjadi di beberapa tempat saat ini dinilai belum menghantam daya beli masyarakat. Faktor alam terkait musim kemarau berkepanjangan ini diperkirakan tak terlalu memberi pengaruh signifikan terhadap laju inflasi hingga akhir tahun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Tirta Segara, Senin 22 September 2014, menjelaskan bahwa dampak ancaman kekeringan yang terjadi tidak merata di seluruh di Indonesia belum menunjukkan gejala bakal menaikkan tingkat inflasi.

Menurut Tirta, BI sudah memperhitungkan laju inflasi 2014 masih dalam batas kendali sebesar 4,5 persen dengan margin eror plus minus 1 persen.

"Kalau tahun ini dampaknya tidak berat. Lagipula, ini kan sudah mendekati akhir tahun, sehingga beban akhir tahun tidak besar," ujar Tirta kepada VIVAnews.

Ia melanjutkan, BI memang telah memprediksi kekeringan pada tahun ini mulai terjadi pada bulan September. Meskipun sudah diantisipasi dan pengaruhnya diproyeksikan tidak akan sebesar tahun lalu, ia tetap berharap masalah kekeringan ini tidak sampai menghantam daya beli masyarakat.

"Dampaknya tidak besar karena di sebagian tempat sudah hujan dan tidak merata. Sudah masuk hitung-hitungan BI," kata Tirta.

BI juga akan terus berupaya menjaga tingkat inflasi tetap stabil. Antara lain dengan kerja sama dengan pemerintah dalam meredam faktor-faktor pemicu.

Apabila masalah kekeringan ini berkelanjutan, diperkirakan dampaknya terhadap kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok baru akan terasa pada bulan Oktober mendatang.

"Artinya, saat ini daya baya beli masih terkendali meskipun ada kekeringan ini," kata Tirta. (ms)