Tidak Ada Upaya DPR Lemahkan KPK
Senin, 16 Maret 2015 - 17:13 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- DPR menyambut baik inisiatif dari plt pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang datang bersilaturahim kepada pimpinan DPR dan pimpinan Komisi III. Peristiwa ini adalah suatu babak baru dan komunikasi antar lembaga yang sangat baik dan sama-sama berkomitmen untuk memberantas korupsi.
“Kami sangat
comitted
baik penindakan ataupun pencegahan. Tidak ada upaya DPR untuk melemahkan KPK. Tapi, kami juga ingin KPK betul-betul suatu lembaga yang netral, tidak melampaui kewenangannya seperti yang kami anggap pada periode lalu,” ujar Wakil Ketua DPR Fadli Zon, seusai menggelar pertemuan dengan pimpinan KPK, Senin 16 Maret 2015 di Gedung DPR, Jakarta.
Hadir dalam pertemuan
courtesy call
pimpinan DPR lengkap terdiri atas ketua, Setya Novanto didampingi wakil-wakil ketua, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Agus Hermanto, dan Taufik Kurniawan didampingi pimpinan Komisi III DPR. Dari KPK hadir pimpinan lengkap tiga plt pimpinan Taufiequrrahman Ruki, Johan Budi, dan Indriyanto Seno Aji serta dua pimpinan KPK definitif, Adnan Pandupraja dan Zulkarnain didampingi sekjen KPK serta sekjen DPR dan pejabat lainnya.
Baca Juga :
courtesy call
. Adalah wajar dalam sebuah kehidupan bernegara bahwa pimpinan sebuah lembaga negara yang baru memperkenalkan kepada pimpinan lembaga negara yang lain.
“
Courtesy call
juga kami lakukan dengan Presiden, pimpinan MA, dan pimpinan BPK, sekarang kepada pimpinan DPR,” katanya.
Menurut Ruki, karena KPK adalah sebuah komisi negara, tetapi jangan diartikan sebagai institusi yang setara dengan Dewan. Kehadirannya semata-mata hanya untuk memperkenalkan diri dan sebagaimana biasa banyak masukan dari pimpinan Dewan dan pimpinan Komisi III tentang kinerja KPK serta harapannya ke depan.
Secara lebih konkret, KPK ingin membangun sebuah komunikasi yang lebih bagus dengan DPR dalam rangka menyelesaikan masalah, bukan menyelesaikan kasus. Karena itu, dia berharap, komunikasi ini jangan dianggap sebagai kong kalikong apalagi perselingkuhan. “Itu jauh dari agenda kami,” ujar dia. (www.dpr.go.id)