Berkat Replika Makanan, Raih Rekor MURI Hingga Omzet Jutaan

Ilustraso makanan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rizki Aulia Rahman

VIVA.co.id - Acara produk kerajinan Indonesia terbesar, Inacraft yang digelar ke-17 kalinya ini diikuti oleh kurang lebih 1.450 peserta yang merupakan perajin, pengusaha, produsen, hingga pengusaha handicraft dari berbagai wilayah di Tanah Air.

Salah satu stand pameran yang banyak memikat hati pengunjung di arena tersebut adalah Crayon Craft & Co, yang menjual replika-replika makanan yang menggugah selera.

Replika makanan ini dimuat mirip sedemikian rupa dengan aslinya, seperti roti tawar, nasi ayam lengkap dengan sambal dan tempe tahu, gado-gado, bubur ayam, sampai mi yamin yang dibuat lengkap dengan kuahnya.

Syumeiraty Rashando, pencetus yang juga pemilik dari Crayons Craft & Co mengatakan, ide membuat replika makanan diciptakan bermula saat dirinya yang sejak dulu hobi mengoleksi pernak-pernik kecil.

Menurut wanita yang biasa disapa Yoyong ini, replika makanan tersebut dibuat dari bahan dasar clay atau lilin plastik. Meski ini barang replika, namun detail dari makanan baik dari segi warna dan tekstur yang dibuat wanita asal Bandung tersebut, tampak 100 persen sama persis dengan makanan aslinya.

"Sudah dari tahun 2003 saya jalankan bisnis ini. Idenya, karena ketika itu saya terus berpikir bagaimana harus bisa terus bersaing dengan perajin barang kerajinan tangan yang sudah semakin banyak dan beragam," ujar Yoyong saat ditemui VIVA.co.id di Senayan, Jakarta, Kamis 9 April 2015

Menurut Yoyong, sebelum memulai bisnis replika makanan ini, dia sudah lebih dulu berjualan beberapa pernak-pernik hadiah atau merchandise yang dijual di beberapa mal di Bandung. Namun, saat itu usaha yang sedang dijalani Yoyong hampir mengalami kebangkrutan.

Akibatnya, dia harus putar otak agar dirinya masih terus bisa menjalani hidup untuk menjadi pengusaha.

"Persaingannya waktu itu makin ketat. Saya berpikir bagaimana caranya untuk keluar dari persaingan itu. Berarti saya harus ciptakan hal yang baru tanpa harus meninggalkan produk kerajinan yang sudah saya jalani," katanya.



Kemudian, saat di waktu senggang, Yoyong mulai mencoba-coba untuk membuat kerajinan tangan yang dinilainya waktu itu belum ada yang meliriknya, yakni membuat replika makanan berbahan clay dan lilin plastik.

"Saya mulainya waktu itu kursus dulu, lewat internet. Karena waktu itu saya belajarnya dari orang Jepang," ungkapnya.

Saat menjalani kursus tersebut, Yoyong mengakui, hatus merogoh kocek yang cukup dalam. Bahkan, ketika itu, dia hampir menyerah.

Akan tetapi, karena keuletan dan kegigihannya, Yoyong akhirnya bisa merasakan kesuksesannya saat ini.

"Saya terus buat sendiri, karena makanan tiruan ini bisanya diminati oleh banyak pebisnis makanan, jadi bagaimana caranya saya harus buatnya dengan semirip mungkin," terangnya.

Selain itu, lanjutnya, di Bandung banyak toko-toko makanan unik. Dari situlah, dia merasa pasti ada beberapa contoh makanan yang harus dipajang setiap hari.

"Kalau makanan replika dipajang terus, kan, selalu terlihat segar dan tidak pernah berubah," ujarnya.

Dia pun mengungkapkan, ketika itu, bisnis replika makanan belum ada yang meminati maka otomatis Yoyong tidak punya pesaing yang banyak. Dan berkat kegigihannya, usaha Yoyong membawa perubahan dan hasil yang memuaskan, bahkan omzetnya terus bertambah, begitu pun karyawannya.

"Per hari bisa dapat 4-5 juta, dan karyawan sudah ada 20 orang," tambahnya.

Dapat penghargaan MURI

Akibat dari bisnis yang sudah digelutinya ini, di tahun 2006, dia mendapatkan penghargaan MURI sebagai pencetus dan pembuat replika makanan khas Indonesia yang pertama.

Menurut Yoyong, selain membuat replika makanan, saat ini dia juga membuat miniatur beberapa lapak dagangan yang mencirikan makanan Indonesia, seperti gerobak bakso, warung-warung angkringan, kios-kios rokok, gerobak siomay dan banyak lainnya

Kali ini, Yoyong telah mempunyai tempat usahanya sendiri yang terletak di Jalan Aceh, Kebon Sirih, Nomor 15, Bandung, Jawa Barat.

Harga yang dijual pun bervariatif, di harga kisaran Rp100 ribu hingga jutaan rupiah. Selain berjualan, dia telah membuka kursus kepada para wanita pebisnis yang ingin mengikuti jejaknya.

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]