IHSG Diprediksi Lesu, Saham-saham Ini Bakal Menguat

Papan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia.
Sumber :
  • ANTARA/Prasetyo Utomo

VIVA.co.id - Laju indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi masih cenderung bergerak lesu pada perdagangan Senin, 20 April 2015. Sentimen dari regional masih menjadi perhatian dari para pelaku pasar.

Adapun kekhawatiran baru mengenai Yunani serta penerapan trading rules, atau aturan perdagangan saham di China akan menjadi faktor penentu pergerakan indeks saham.

Selain itu, jelang pertemuan The Fed yang dijadwalkan tanggal 28-29 April akan membuat spekulasi kenaikan suku bunga AS kembali mengemuka dan merupakan faktor penentu pergerakan indeks lainnya.

Sedangkan dari dalam negeri, fokus para investor tetap tertuju pada laporan keuangan para emiten di kuartal pertama tahun ini.

Pengamat pasar modal, Stefanus Mulyadi Handoko mengatakan bahwa secara teknikal, kondisi IHSG mulai menunjukkan gejala kurang kondusif. IHSG mulai masuk fase konsolidasi cenderung turun dalam jangka pendek, ketika IHSG gagal bertahan di support (batas bawah) 5.436.

Untuk Senin, menurutnya, IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di 5.372. Sementara untuk resistance (batas atas) berada di level 5.436.

"Berlanjutnya aksi jual asing pada beberapa saham unggulan dan maraknya sentimen negatif dari eksternal, membuat laju IHSG cenderung lesu dan rawan terkoreksi pada awal pekan," ujar Stefanus kepada VIVA.co.id, Minggu 19 April 2015.

Mengenai saham-saham yang menjadi rekomendasi, Stefanus menjelaskan, dari saham perbankan, BBCA terlihat masih mencoba bertahan di support 14.650, BMRI mencoba bertahan di support 11.750 dan BBRI masih berkonsolidasi jangka pendek di kisaran 12.950-13.275.

"BBNI sendiri, mencoba bertahan di support psikologis 7.000," jelasnya.

Adapun untuk saham-saham konstruksi, seperti ADHI, WIKA, WSKT dan PTPP walaupun cenderung menguat, namun terlihat kurang solid karena tidak didukung oleh volume transaksi.

Selain itu, kata dia, saham sektor semen terlihat masih berjuang mencoba untuk menguat dengan menembus area resistance-nya. Untuk saham PGAS walaupun menguat, namun untuk dikatakan rebound atau naik masih terlalu awal dan butuh konfirmasi lebih lanjut

"Sementara ini, target rebound terdekat PGAS di 4.600, dengan target selanjutnya menutup gap di 4.700-4.725," tambah Stefanus.

Sebagai informasi, pergerakan IHSG ditutup melemah sebesar 10,09 poin atau 0,19 persen menjadi 5.410,64 pada perdagangan akhir pekan, Jumat 17 April 2015. Pemodal asing tercatat melakukan net sell (penjualan bersih) sekitar Rp415 miliar di pasar regular.

Konsistensi investor asing dalam melakukan aksi net sell selama sepekan penuh menjadi penekan IHSG sehingga sulit untuk bangkit.

Tercatat, dalam sepekan terakhir, IHSG melemah 1,47 persen. Dengan aliran modal asing yang keluar dari bursa sekitar Rp1,9 triliun di pasar reguler. (ase)