Apexindo Ambil Alih Divisi Sabre System

Sumber :

VIVAnews - PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) akan mengembangkan fasilitas produksi dan pelayanan terapung (floating production storage and offloading/FPSO) melalui pengambilalihan divisi yang dimiliki Sabre System International Pte Ltd. Pengambilalihan divisi FPSO anak usaha PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) tersebut senilai US$ 90 juta.

Direktur Keuangan Apexindo Pratama Duta Suarmin Tioniwar mengatakan, bisnis FPSO yang dijalankan Sabre tidak leluasa beroperasi di Indonesia. Sabre merupakan perusahaan asing yang didirikan di Singapura.

”Perusahaan asing tidak bisa melakukan kontrak dengan PSC di Indonesia, seperti Santos,” kata Suarmin di Jakarta, akhir pekan lalu. Menurut dia, penambahan divisi tersebut ditargetkan pada akhir 2008.
 
Suarmin mengungkapkan, lembaga penilai aset asing, Petrodata International Value, telah mengumumkan aset Sabre sebesar US$ 90 juta. Nilai pengambilalihan divisi FPSO dari Sabre ke Apexindo juga diperkirakan setara nilai tersebut.

Direktur Apexindo Pratama Duta Tito Sulistio mengungkapkan, Apexindo berperan sebagai perusahaan pengeboran (drilling) lepas pantai (onshore) dan darat (offshore) terbesar di Asia Tenggara. Penambahan lini bisnis tersebut bertujuan untuk meningkatkan pendapatan perseroan. ”Kami akan menambah divisi FPSO pada akhir tahun ini. Untuk sementara, Apexindo akan memiliki satu unit FPSO,” ujar dia.

Satu Rig Laut
Selain itu, tambah Suarmin, Apexindo berniat membeli satu rig laut pada akhir 2008. Namun, perseroan masih mengkaji investasi tersebut. Dana untuk pembelian rig laut itu dialokasikan dari kas perseroan.

Tito mengakui, perusahaan telah memeroleh beberapa tawaran rig. ”Tapi, kami masih mencermati keadaan pasar yang fluktuatif,” jelas dia.
   
Sekretaris Perusahaan Apexindo Pratama Ade Satari menambahkan, Apexindo kini memiliki 13 rig. Tujuh di antaranya merupakan rig darat dan sisanya laut.

Kisaran harga rig laut adalah US$ 100-600 juta. Untuk laut dangkal (shallow water), perseroan menggunakan rig swamper seharga US$ 100-150 juta, rig jack up US$ 200-240 juta, dan rig semi submerseable US$ 450-600 juta pada kedalaman laut lebih dari 100 meter. “Kami belum menentukan rig mana yang akan dibeli,” tegasnya.

Ade mengungkapkan, perseroan berpeluang membeli rig dari Singapura. Perseroan juga telah memeroleh tawaran untuk investasi patungan (joint venture) dari pemilik rig asal Singapura. ”Joint venture merupakan salah satu opsi kuat untuk menambah rig perusahaan,” kata dia.