Bambang: RI Masih Waspadai Risiko Kebijakan Moneter AS
Jumat, 15 Mei 2015 - 12:41 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA.co.id
- Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, di tengah kinerja sektor keuangan yang masih menunjukkan tren positif, Indonesia tetap harus mewaspadai berbagai tantangan yang tidak mudah, terutama dari sisi eksternal.
Menurutnya, hal itu diperkuat dengan direvisinya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun ini, menjadi sekitar 3,1 persen.
Baca Juga :
Bambang memaparkan, sebelumnya, pada awal Januari lalu, IMF memproyeksi perekonomian dunia dapat tumbuh pada kisaran 3,6 persen pada tahun ini.
Revisi atas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia tersebut, lanjut Bambang, membuat beberapa perekonomian besar dunia juga mengalami perlambatan pertumbuhan. “Yang utama adalah Tiongkok,” katanya.
Dia mengungkapkan, perekonomian Tiongkok untuk tahun 2015 ini diperkirakan hanya akan tumbuh di kisaran 6,8 persen.
“Prediksi sekitar 6,8 sampai 7 persen adalah prediksi yang lebih masuk akal untuk ekonomi Tiongkok yang baisanya di masa lalu bisa tumbuh di atas 10 persen dan dalam jangka waktu yang begitu lama,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan, selain perlambatan di global dan beberapa perekonomian penting, di sisi lain, Indonesia juga dihadapkan pada risiko global dari normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat.
Menurutnya, hal itu sebagai akibat dari belum stabilnya pemulihan ekonomi di Amerika Serikat.
“Memang proses recovery ekonomi di Amerika Serikat sudah berjalan, tetapi banyak pihak di Amerika sendiri yang menganggap itu belum stabil. Belum stabil dalam konteks penciptaan lapangan kerja, pengurangan pengangguran, ternyata belum seperti yang diharapkan,” ungkapnya.