DPR Minta Subsidi Solar Dinaikkan
Sabtu, 16 Mei 2015 - 17:29 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Kegalauan PT Pertamina yang membatalkan kenaikan bahan bakar minyak (BBM), mencerminkan buruknya koordinasi kebijakan di pemerintahan. Meskipun BBM yang akan dinaikan adalah bahan bakar khusus (BBK) atau non subsidi yang dibawah kendali pemerintah.
Baca Juga :
Anggota Komisi VI, DPR RI, Bambang Haryo S, Sabtu 16 Mei 2015 mengatakan, kerugian yang terjadi di PT Pertamina saat ini adalah akibat inefisiensi yang dilakukan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Hal tersebut jangan dibebankan kepada masyarakat.
"Harga BBM yang semula akan naik, tiba-tiba dibatalkan, terlihat sekali bahwa pemerintah secara politik sangat buruk dalam melakukan koordinasi. Seolah olah didalam Pemerintahan ada matahari kembar, yang satu pro rakyat, sedangkan yang lainnya menindas rakyat," ujarnya di Jakarta.
Untuk melindungi industri dan bisnis transportasi nasional, dia pun meminta, pemerintah meningkatkan subsidi solar yang diberikan. Sehingga, jika ada kenaikan harga minyak, dampak lanjutannya tidak dirasakan masyarakat.
Sebagai informasi, pemerintah menerapkan skema subsidi tetap untuk solar Rp1.000 per liter. Apabila ada kenaikan harga minyak dunia, secara otomatis harga solar yang harus dibeli mengikuti kenaikan tersebut.
Naiknya harga solar berdampak besar memicu kenaikan biaya produksi bagi industri, dan biaya operasional transportasi massal. Hal tersebut secara otomatis akan meningkatkan harga jual produk dan tarif transportasi.
"Beban masyarakat akan semakin berat, sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat sebagai konsumen industri," katanya.
Apabila subsidi Solar bisa ditambah, dia meyakini, daya beli masyarakat dapat meningkat karena terjangkaunya produk dalam negeri. Kemudian masyarakat pengguna transportasi masal akan meningkat karena tarif transportasi murah.