Soal Bisnis IT, Indonesia Diklaim Tidak Kalah dari Asing

Peresmian Telin Singapore Data Center
Sumber :
  • Telkom.co.id

VIVA.co.id - Berhasilnya perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia untuk bersaing di luar negeri mendapat acungan jempol dari para pengamat industri. Telkom dianggap telah membuktikan bahwa Indonesia pun bisa berbicara banyak di bisnis IT dan mampu bersaing dengan pihak asing.

Seperti diketahui, Telkom telah membangun data center di Singapura melalui Telekomunikasi Indonesia International Pte. Ltd. Data center ini merupakan data center ketiga yang dibangun Telin Singapore, setelah sebelumnya di Changi dan Tai Seng.

Groundbreaking ini dilakukan oleh Menteri BUMN RI, Rini Soemarno dan Senior Minister of State (Trade & Industry), Lee Yi Shyan, serta dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Singapura Dr. Andri Hadi dan Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga.

Pembangunan data center di Singapura ini merupakan salah satu strategi Telkom dalam melakukan pengembangan bisnis internasional.

Hal ini didukung oleh riset dari sebuah perusahaan penelitian teknologi, TechNavio, yang memaparkan bahwa pasar data center di Asia Tenggara diharapkan berkembang hingga CAGR, mencapai 18,05 persen dari tahun 2014 hingga 2019.

"Bisnis TIK merupakan industri yang padat modal. Asalkan didukung regulasi, permodalan, dan ekosistem, Indonesia bisa. Telkom sekarang sudah ekspansi. Sebelumnya juga temuan anak negeri terkait 4G, Profesor Khoirul Anwar, itu sudah menjadi solusi membanggakan. Tidak mudah bagi perusahaan atau perorangan untuk Go Global karena standard kompetisi pasar internasional cukup tinggi," ujar pengamat industri telekomunikasi, yang juga pendiri Indotelko Forum, Doni Ismanto Darwin kepada VIVA.co.id, Rabu, 17 Juni 2015.

Salah satu contohnya, menurut Doni, adalah ketidakmudahan untuk mendapatkan tanah guna membangun data center di luar negeri. Namun bagi Telkom, kompetisi ketat dan sulitnya perolehan tanah di negara itu bisa diatasi oleh perusahaan BUMN tersebut.

"Artinya, bisa mengalahkan pemain internasional karena pasti yang ikut bidding pemain top. Singapura kan salah satu Hub Internet internasional," paparnya.

Sejak tujuh tahun berdiri, Telin Singapura memang telah memiliki dua Data Center di negeri itu dan selama ini melayani perusahaan multinasional.

"Kalau saya lihat, Telin Singapura ini memang bentuk nyata ekspansi Telkom. Bermain di luar dan melayani pasar luar negeri. Artinya, Telkom bukan jago kandang. Semoga ini menjadi inspirasi bagi pemain lainnya," katanya.

Sebelumnya, Telkom memang menyatakan investasi yang dilakukan  melalui pembangunan data center di Singapura difokuskan untuk menarik pendapatan dari pelanggan korporasi di Singapura.

Diharapkan pelanggan tersebut dapat ditawarkan mirroring layanan ke Indonesia sehingga nantinya bisa dilayani dari Indonesia. Hingga akhirnya, Indonesia dapat menjadi hub untuk komunikasi Internet atau data ke berbagai negara.

Hal yang sama diungkap penasihat Indonesian Cloud Forum, Mochammad James Falahuddin. Dia mengatakan bahwa hal yang wajar dalam mengembangkan bisnis teknologi informasi, pemain seperti Telkom menggandeng mitra yang ahli di bidang. Telkom diklaim sebagai perusahaan yang kuat di infrastruktur, sementara arah bermain Teknologi Informasi itu ada di solusi.

"Biar catch up cepat, harus gandeng pemain yang sudah ahli. Implementasi strategi itu bisa dilihat di pembentukan TelkomTelstra dan tak lama lagi kabarnya dengan SingTel untuk menggarap pasar aplikasi," katanya.

Menurutnya, hal yang perlu diperhatikan dalam pendirian perusahaan patungan tersebut dengan mitra asing adalah isu keamanan dari solusi. Namun, hal  ini bisa diatasi jika sejak perusahaan didirikan, kedua pemegang saham menunjukan komitmen soal transparansi.

Melalui Telin Singapore, diharapkan dapat mendukung bisnis internasional Telkom dan menjadikan Telkom sebagai salah satu pemain internasional di Singapura dengan kualitas layanan yang andal.

Di Indonesia sendiri, Telkom juga melakukan pembangunan data center secara agresif. Telkom menjalankan bisnis data center tersebut melalui entitas anak usahanya Telkomsigma.

Saat ini, Telkomsigma telah memiliki data center seluas 70.000 meter persegi yang tersebar di 5 (lima) kota dan pada akhir 2015, ditargetkan data center Telkom dapat mencapai 100.000 m2.

Ini merupakan kapasitas data center terbesar yang pernah disediakan perusahaan di Indonesia dan menjadi salah satu kontribusi Telkom untuk membangun Indonesia. Dari data center yang telah dimiliki saat ini, total customer based-nya Telkomsigma mencapai 300 perusahaan, baik perusahaan Indonesia termasuk goverment maupun perusahaan asing.

Telkom juga mengumumkan telah sepakat membentuk perusahaan patungan antara Telkom dengan Singapore Telecommunication Limited (SingTel) yang direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2016.

Perusahaan patungan ini akan beroperasi di Indonesia dan menggarap pasar perusahan-perusahaan besar di berbagai sektor usaha dengan memanfaatkan kapasitas data center di Indonesia yang sudah dimiliki Telkom, yang saat ini sudah mencapai 70.000 m2.

"Pemilihan SingTel sebagai mitra joint venture dikarenakan SingTel sudah memiliki pengalaman dalam penyediaan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan oleh perusahan-perusahaan multi nasional," ujar pihak Telkom dalam keterangannya, saat peresmian data center di Singapura. (ase)