Tradisi Mungguhan Jabar di Fiesta de Ramadhan

Fiesta de Ramadhan di KBRI Madrid
Sumber :
  • istimewa
VIVA.co.id - Menyambut bulan suci Ramadhan, masyarakat Jawa Barat memiliki tradisi yang dikenal dengan mungguhan, yaitu acara makan bersama anggota keluarga, kerabat dan sahabat, untuk mengungkap rasa syukur.

Tidak hanya di kampung halaman, tradisi itu pun digelar jauh di seberang lautan, dalam Fiesta de Ramadhan yang diselenggarakan KBRI Madrid, pada akhir pekan lalu, yang tidak hanya dihadiri diaspora Indonesia.

Pada pernyataan resmi KBRI Madrid yang diterima
VIVA.co.id
, Rabu, 1 Juli 2015, acara yang digelar pada 27 Juni lalu, dihadiri juga oleh korps diplomatik negara-negara Islam, jurnalis kuliner, dan koki internasional.




Duta Besar RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso, dalam pembukaan acara mengatakan, Indonesia punya banyak tradisi menarik, dalam menyambut bulan suci Ramadhan, yang berbeda tiap suku dan daerah.


Mungguhan dari Jabar, meugang di Aceh, dugderan di Semarang, apeman dari Surabaya, serta masih banyak lagi. Untuk acara Sabtu lalu, beragam menu tradisional disajikan, seperti kolak sebagai menu pembuka.


Kolak yang konon berasal dari kata Al Kholik, karena sebelum disantap saat berbuka puasa, selalu didahului dengan panjat syukur kepada Al Khalik. Rasanya manis, sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad.




Walau acaranya merujuk pada tradisi mungguhan Jabar, tapi makanan yang disajikan ternyata tidak terbatas, karena bisa juga ditemui bakwan Malang, dengan bakso bulat menggambarkan tekad bulat menjalankan ibadah puasa.


Ada juga satai Padang, yang disajikan pasangan Sari Lubis dan Jose Luis Morenno. Walau bukan orang Padang, Jose Luis terlihat cekatan memotong lontong dan mengaturnya di piring, menaruh satai lalu menuang bumbu.


Lantas, es cendol dengan rasa segarnya yang khas, menjadi minuman favorit di tengah cuaca Madrid, yang temperaturnya mencapai 39 derajat Celcius.