Ngurah Rai Buka-Tutup, Tak Berdampak Turis Asing ke Yogya

Para pengunjung Candi Borobudur saat perayaan libur natal tahun 2013
Sumber :
  • Fajar Sodiq/VIVAnews
VIVA.co.id - Buka-tutup yang tak menentu di Bandara Ngurah Rai, Bali, tidak berpengaruh banyak terhadap kunjungan wisata ke Yogyakarta. 

Hal itu, karena wisatawan yang datang dari Bali adalah wisatawan kawasan dari Asia, seperti Jepang, Korea, dan China. Sedangkan wisatawan dari kawasan Eropa, lebih banyak melalui penerbangan Jakarta.

"Ya, kondisi tidak menentu bagi pengusaha hotel tidak terpengaruh banyak, meski banyak wisatawan yang batal ke Yogyakarta dari Bali," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Istijab Danunagoro, Senin 13 Juli 2015.

Menurutnya, wisatawan dari Asia yang menggunakan penerbangan dari Denpasar ke Yogyakarta, hanya melakukan city tour selama satu hari dan kembali lagi ke Bali.

"Wisatawan dari Jepang, Korea, China itu hanya sehari di Yogya. Datang pagi, malamnya kembali lagi ke Bali. Istilahnya, mereka hanya makan dan buang air besar di Yogya," ucapnya.

Istijab menjelaskan, keuntungan yang diperoleh adalah jika wisatawan dari Bali batal terbang, karena faktor pembatalan penerbangan, sehingga harus menginap di hotel yang ada di Yogya.

"Untungnya, hanya itu saja. Lainnya tidak untung," paparnya.

Selama Lebaran ini, kata Istijab, para biro wisata tidak lagi mendatangkan wisatawan luar negeri ke Yogyakarta, karena kondisi yang padat wisatawan domestik.

"Sangat tidak nyaman, jika wisatawan asing datang ke Yogya, dikala kemacetan terjadi di mana-mana," tuturnya. (asp)