Oxford Soroti Dampak Reformasi Infrastruktur RI

Pembangunan Apartemen
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA.co.id - Oxford Business Group (OBG), sebuah perusahaan konsultasi, publikasi dan riset global, meluncurkan laporan terbaru mengenai Indonesia, menggambarkan pergerakan pesat di bidang infrastruktur yang dipengaruhi oleh hasil Pemilu 2014, dan proyek-proyek besar di sektor pembangkit listrik dan transportasi.

CEO OBG Andrew Jeffreys mengatakan bahwa rencana pembangunan Indonesia yang ambisius merupakan hal yang tepat di saat yang tepat, dengan datangnya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang ditargetkan pada akhir tahun mendatang.

“Laporan kami merupakan refleksi dari pergerakan Indonesia untuk meningkatkan kepercayan investor dan aliran masuk modal, disamping kesadaran bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan,” ujarnya seperti dikutip dari pernyataannya yang diterima VIVA.co.id, Kamis 23 Juli 2015.

Diutarakannya, reformasi ambisius yang dilakukan pemerintah telah membuktikan diri sebagai katalis ekspansi, dengan  laju penanaman modal asing diperkirakan terus meningkat ditengah masa perubahan penting wilayah Asia Tenggara.

Paulius Kuncinas, Managing Editor OBG untuk Asia, mengatakan  bahwa inisiatif   utama, seperti pengurangan subsidi dan rencana untuk meningkatkan penerimaan pajak, telah membuka jalan bagi Indonesia untuk menghubungkan aliran modal ke dalam proyek-proyek penting infrastruktur dan pendidikan.

“Indonesia berencana untuk mengembangkan basis industri yang akan menjadi daya tarik  bagi para investor,” ujarnya.

Meski begitu, ditambahkannya, upaya mengurangi defisit transaksi berjalan  dan neraca perdagangan akan tetap menjadi tantangan. "Riset kami mengindikasi bahwa visi Indonesia untuk menjadi lokomotif regional mulai terbentuk,” katanya.

The Report: Indonesia 2015 mengupas secara mendalam reformasi kebijakan yang saat ini sedang berlangsung sebagai upaya meningkatkan daya tarik iklim investasi Indonesia,  dengan fokus pada perubahan skema Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) dan pembaruan regulasi sektor perbankan.  The Report: Indonesia 2015 juga mengkaji berbagai rintangan yang dihadapi pemerintah, yang diakibatkan oleh tantangan defisit perdagangan dan penurunan harga komoditas.

The Report: Indonesia 2015 memuat wawancara mendalam dengan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla serta kajian tiap sektor ekonomi Indonesia sebagai panduan bagi kalangan investor.

Laporan ini juga memuat tulisan dari berbagai narasumber terkemuka, termasuk Menteri Keuangan RI Bambang Brodjonegoro, Menteri Pembangunan Nasional RI atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Selain itu, laporan ini juga memuat pandangan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengenai perkembangan ekonomi Indonesia.