Berbisnis dengan Ilmu Ikhlas

Goenardjoadi Goenawan
Sumber :
  • Dokumentasi Haesanmul Gansig

VIVA.co.id - Bisnis itu bukan seperti memasang pancing sebanyak mungkin, melainkan membangun hubungan dengan banyak orang.

Seorang pembaca saya bekerja di sebuah instansi lembaga pemerintah di Jakarta. Dia sudah bekerja selama satu tahun ini, dan mulai dua bulan terkhir ia membuka usaha sampingan, yaitu rental game Playstation 3 dan warung kopi di Tambun, Bekasi.

Dia memiliki hobi bersosialisasi dan bermain musik. Ia pun bertanya kepada saya, bisnis apa yang dapat membuatnya kaya raya.

Bisnis itu bukan seperti memasang pancing sebanyak mungkin. Tuhan tidak bermain dadu.

Uang itu semuanya ada yang memiliki. Semua uang yang masuk ke rekening, termasuk rekening saya, ada yang transfer. Ada orang lain yang transfer. Karena itu, lebih baik mulai mempelajari relationship (hubungan).

Lalu, mengapa orang lain mentransfer uangnya kepada kita? Karena mereka (customers) membutuhkan bantuan, atau pelayanan kita. Semakin besar pihak lain (sumber kekuasaan), maka bantuan, atau pelayanan kita semakin bernilai.

Misalnya, Anda suatu saat berkenalan dengan orang kaya yang membutuhkan tanah pabrik di Tambun. Mungkin nilainya Rp10 Miliar.

Bila Anda jeli, mulailah berkenalan dan fokus pada masalah orang lain tersebut, baik kaya, atau miskin. Lama kelamaan, Anda mengerti cara berbisnis dengan ilmu ikhlas.


Ir. Goenardjoadi Goenawan MM.
Konsultan dan motivator tentang paradigma baru tentang uang. Penulis 10 buku manajemen. Buku terbaru MONEY INTELIGENT, Rahasia Kaya Mulai Berbisnis, dan seri Dua Rahasia Kaya Jangan Cintai Uang segera terbit di Gramedia bulan Juli 2015. Untuk memiliki eBook MI3 Money intelligent 3 silakan e-mail ke goenardjoadi@gmail.com

(asp)