Dolar Menguat, Pengrajin Tahu Merugi
Minggu, 30 Agustus 2015 - 11:25 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Lucky R.
VIVA.co.id
- Kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah, yang sudah mencapai Rp14.000, berdampak pada industri tahu dalam negeri, yang sebagian besar berbahan kedelai impor. Produsen tahu di sentra pengrajin tahu Cibuntu, Bandung, ikut terpukul oleh melonjaknya harga dolar AS karena biaya impor menjadi semakin tinggi.
Kini para pengrajin tahu Cibuntu mengaku rugi hingga 10 persen, dan terpaksa harus mengurangi produksinya. Pengrajin berencana menaikkan harga tahu 10 persen dan memperkecil ukuran tahu agar tetap mendapat keuntungan.
Salah satu tempat pengrajin tahu terbesar di Cibuntu, NJ Tahu, kepada
TvOne
, Minggu 30 Agustus 2015, mengaku sejak satu minggu ini terpaksa mengurangi jumlah produksinya. Hal ini dilakukan untuk menekan kerugian akibat belum ada kejelasan harga antara pengrajin dengan konsumen.
NJ Tahu mengaku mengurangi produksi dari lima ton per hari, kini hanya tiga ton per hari. Hal ini dilakukan agar kerugian tidak terlalu tinggi.
Para pengrajin tahu masih akan menunggu kesepakatan rencana kenaikkan harga tahu antara pelanggan dan pedagang pasar. Namun, jika harga kedelai terus naik, maka pengrajin akan menaikkan harga tahunya. Pihak pengelola mengaku berencana menaikkan harga tahu 10 persen agar tetap mendapat keuntungan.
Baca juga:
Baca Juga :